Selasa, 11 Februari 2014

St. Alban: Penyembah Berhala yang Bertobat

Unknown
Santo Alban adalah martir pertama dari Inggris. Sebelumnya, Alban adalah seorang tentara Romawi yang ditempatkan di Inggris.

Ia memuja berhala. Tetapi, semuanya berbalik, ketika suatu hari ada seorang imam yang lari ke rumahnya untuk meminta perlindungan. Waktu itu, masa pemerintahan Kaisar Diokletianus.

Tahun 304, orang Kristen dikejar-kejar dan dibunuh. Imam bernama Amphibalus itu sungguh membuat Alban terkesan. Alban pun memutuskan menjadi Kristen, di bawah arahan sang imam.

Berita mengenai pelarian imam dan persembunyiannya membuat Gubernur Verulamium yang berkuasa kala itu, mengerahkan tentara untuk memburunya. Mendengar berita tersebut, Alban melepaskan baju seragam tentaranya. Sebagai gantinya, ia mengenakan jubah yang dikenakan imam tersebut.

Penderitaan

Kepada para tentara yang ingin menangkap imam tersebut, Alban mengaku dirinyalah yang mereka cari. Lalu, Alban diikat dan dibawa ke hadapan gubernur yang saat itu sedang berdiri di altar untuk melakukan persembahan berhala.

Saat jubahnya dibuka, gubernur tahu bahwa yang ditangkap tentaranya adalah Alban. Amarah sang gubernur pun meledak. Alban diperintahkan untuk segera melakukan persembahan pada para dewa. Kalau tidak mau, dia akan dihukum mati.

Alban menolak perintah gubernur. Gubernur bertanya, ”Keluargamu berasal dari mana?”

”Itu bukan urusanmu!” sahut Alban berani. ”Kalau ingin tahu agamaku, aku adalah orang Kristen.”

Sang gubernur makin marah. Alban diperintah untuk menyembah dewa-dewa sekali lagi. ”Kau akan menikmati kebahagiaan abadi kalau kau mempersembahkan pada dewa-dewa agung,” ujar sang gubernur.

”Persembahan kalian hanya untuk para setan. Persembahan itu akan memberi kalian ganjaran dari siksa api neraka selamanya,” jawab Alban.

Sang gubernur sontak memerintahkan untuk mencambuki dan menyiksa Alban. Dipikirnya, dengan kesakitan, iman Alban akan berubah. Namun, justru Alban menanggung semua penderitaan itu dengan sabar dan gembira demi Tuhan.

Melihat siksaan itu tidak ada gunanya, gubernur memerintahkan untuk segera menghukum mati Alban. Pada hari eksekusi, Alban dibawa ke bukit di atas Verulamium. Rombongan Alban dan para algojo harus menyeberangi sungai, sementara jembatan dan jalan menuju tempat itu penuh sesak oleh orang yang akan menyaksikan pelaksanaan hukuman mati itu.

Alban memohon dengan sangat agar tidak perlu melewati jembatan, melainkan menyeberangi sungai agar eksekusi itu segera dapat dilaksanakan. Saat Alban menjejakkan kakinya, tiba-tiba air sungai menyibak, membuat jalan yang dilaluinya kering.

Tetapi, setelah sampai di tempat pelaksanaan hukuman, algojo menolak perintah untuk mengeksekusi Alban. Pedangnya justru dilemparkan. Mereka berubah pikiran untuk menjadi Kristen.

Akhirnya, diperintahkan algojo lain untuk memenggal kepala kedua orang itu. Tetapi, algojo kedua pun menolak perintah. Akhirnya, ketiga orang tersebut dibunuh bersama karena iman mereka.

Santo Alban baru dapat disemayamkan dengan layak pada saat Kaisar Konstantinus Agung melegalkan dan melindungi orang Kristiani. Kemartiran Alban diperingati setiap 22 Juni.

W.S. Leo - HidupKatolik.com
--Deo Gratias--

https://www.facebook.com/gerejakatolik/posts/10152607858709638:0