Rabu, 25 Desember 2013

Tradisi perayaan natal di Timut Tengah

Unknown
Timur Tengah adalah tempat di mana agama-agama terbesar di dunia bertemu dan juga merupakan rumah bagi 12 juta umat Kristiani. Sekalipun situasi politik di Timur Tengah kerap berubah, Natal di wilayah ini dianggap sebagai waktu untuk keluarga dan perbuatan baik. Dalam bagian pertama ini artikel ini akan dibahas tradisi perayaan natal di tiga negara di Timur Tengah:

Natal di Bethlehem
Sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus dan pusat Kekristenan, penduduk Bethlehem akan melihat tiga perayaan malam Natal: satu diadakan oleh gereja Katolik dan Protestan, kedua diadakan oleh gereja Siria dan Ortodoks Yunani dan ketiga oleh gereja Amerika. Bukanlah suatu hal yang aneh bila tiga acara ini diadakan di sebuah gereja yang sama di bagian yang berbeda dalam bahasa yang berbeda. Perayaan di Bethlehem dimulai dengan doa-doa dan nyanyian sembilan hari sebelum hari Natal. Pada malam Natal, Patriarch of Jerusalem membuat sebuah tradisi prosesi lewat Bethlehem dan kaum Kristiani berkumpul di Manger Square dan the Church of Nativity pada tengah malam untuk merayakan kelahiran Yesus.
Selama berabad-abad, penduduk Bethlehem merayakan Natal dengan para peziarah di seluruh dunia. Para peziarah ini biasanya tinggal di ratusan ribu tenda selama beberapa tahun belakangan ini. Malam Natal, sebelum Vigil Mass, adalah hari berpuasa dan berpantang. Ibadah khusus diadakan di kota itu pada pagi hari di hari Natal. Sebuah salib direndam dalam air dan dipakai untuk memberkati dan tiga isapan air suci harus diminum sebelum makan apapun.
Keluarga-keluarga di Palestina biasanya merayakan Natal dengan saling bertukar hadiah, menyanyikan lagu pujian dan makan makanan tradisional seperti domba panggang, manisan terbuat dari biji wijen dan nougat, kastanye panggang, air mawar hangat dan manis, kacang-kacangan dan pancake semolina dengan keju dan kacang.
Selama hari Natal, para penduduk dan turis mengunjungi berbagai tempat di dalam kota itu termasuk Church of Nativity dan the Milk Groto, di mana keluarga Yesus berlindung selama perjalanan mereka ke Mesir.

Natal di Irak
Pemerintah Irak mengumumkan bahwa Natal adalah hari libur resmi kali pertama pada 2008. Perayaan Natal di rumah-rumah penduduk Irak biasnya berlangsung khidmat dan tenang. Pada malam Natal, anak-anak dari setiap keluarga secara tradisi akan membaca kisah kelahiran Yesus dalam Alkitab bahasa Arab sementara anggota keluarga lain menyalakan lilin dan mendengarkan. Salah satu tradisi unik orang Kristen di Irak adalah mereka menciptakan api unggun dari semak duri setelah cerita itu dibacakan. Orang Kristen Irak percaya bahwa api yang menyala ini meramalkan masa depan dari rumah tangga yang bersangkutan selama tahun-tahun ke depan. 

Jika semak duri itu terbakar sepenuhnya dan menjadi abu, maka hal itu menjadi tanda bahwa keluarga itu akan beruntung. Anggota keluarga itu lalu melompat ke abu itu dan membuat permintaan.
Mereka lantas mengunjungi gereja lokal pada hari Natal. Selama ibadah, Bishop memberkati jemaat dengan meletakkan tangannya pada seorang anggota jemaat. Anggota jemaat itu lantas menyentuh orang di sampingnya dan proses itu akan terus berlanjut hingga setiap orang menerima “sentuhan damai” itu.

Natal di Lebanon
Atmosfer perayaan Natal di Lebanon biasanya terlihat meriah. Rumah-rumah didekorasi, jalan-jalan di mana komunitas Kristen tinggal dihiasi lampu-lampu dan toko-toko menjual pernak-pernik Natal.
Tradisi Natal di Lebanon terdiri dari menabur kacang, buncis, biji gandum atau lentil di sebuah kapas dua minggu sebelum hari Natal. Tanaman-tanaman ini dirawat dan saat hari Natal tiba, kecambah tanaman-tanaman itu ditempatkan di bawah pohon Natal untuk menandai kelahiran Yesus Kristus. Memberikan hadiah poinsettia saat mengunjungi rumah teman atau keluarga adalah sebuah tradisi umum di musim ini. Pada hari Natal, orang-orang bangun pagi dan bertemu dengan teman dan keluarga serta menikmati kopi dan almond manis. Makan siang juga menjadi bagian dari perayaan di mana anggota keluarga berkumpul dan menikmati makanan-makanan tradisional seperti kibbeh (makanan terdiri dari nasi dan domba) atau burghul dengan tabbouleh (sejenis salad parsley). 

Di pusat kota-kota di Lebanon, pada malam Natal, orang-orang Kristen Lebanon menyalakan api unggun besar dan merayakan malam itu dengan nyanyian dan tarian. Salah satu bentuk tarian yang digemari adalah dabkeh di mana para pria dan wanita membentuk lingkaran dan menari dengan irama riang. Perayaan ini akan dilanjutkan hingga malam tahun baru.

Natal di Suriah
Tradisi Natal di Suriah, anak-anak harus menunggu sedikit lebih lama untuk menerima hadiah Natal mereka. Pada hari tahun baru, anak-anak diberitahu bahwa hadiah-hadiah dibawa oleh unta termuda yang dibawa oleh tiga orang bijaksana ke Bethlehem. Ketiganya dikenal sebagai orang Majus, tokoh penting dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ketiga raja tersebut mengunjungi Yesus setelah dia lahir, membawa hadiah berupa emas, kemenyan dan mur. Antusias menunggu unta-unta ini, anak-anak meninggalkan air dan jerami di luar rumah di malam hari. Dan di pagi hari, air dan jerami tersebut diganti dengan hadiah-hadiah.

Serupa dengan tempat-tempat lain di Timur Tengah, orang-orang Kristen Suriah merayakan Natal dengan menyanyikan lagu-lagu pujian bersama. Anggota keluarga termuda membacakan kisah Natal dengan keras didengarkan oleh anggota keluarga lain yang lebih tua. Perayaan Natal adalah sebuah bagian penting dalam tradisi Suriah. Seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam yang umumnya terdiri dari ayam, pastri, kacang dan jeruk. 

Natal di Mesir
Gereja Koptik di Mesir merayakan Natal pada 7 Januari. Advent, waktu untuk menunggu dan mempersiapkan perayaan kelahiran Yesus, dilakukan selama 40 hari. Selama waktu itu, orang-orang Kristen diharapkan untuk berpuasa, tidak makan daging, unggas atau produk susu. Beberapa orang melakukan hal ini selama minggu terakhir Advent.

Pada malam Natal, setiap orang pergi ke gereja memakai pakaian baru terbaik mereka. Ibadah Natal berakhir di tengah malam saat lonceng-lonceng di gereja dibunyikan, setelah itu orang-orang akan pulang ke rumah dan makan makanan khusus Natal yaitu fata, yang terdiri dari roti, nasi, daging rebus dan bawang putih.

Pada pagi harinya, orang-orang Kristen di Mesir mengunjungi teman-teman dan tetangga. Mereka membawa “kaik” semacam roti yang diberikan kepada tuan rumah dan umumnya dimakan dengan sup yang disebut “shorba.”

Natal di Yordania
Dalam tradisi Yordania, perayaan Natal dilakukan dengan makan roti. Proses pembuatan roti dilakukan di awal bulan Desember dengan merendam buah kering di cairan brandy, rum dan cognac. Setelah itu tepung, telur dan baking powder ditambahkan dan roti itu dipanggang. Setelah itu, roti akan disajikan pada makan malam di Malam Natal. Orang-orang Kristen Yordania merayakan Natal di rumah sesepuh dalam keluarga mereka, diikuti dengan kunjungan ke keluarga dan teman. Menghabiskan waktu bersama keluarga di Yordania adalah hal yang penting dalam perayaan Natal, sama seperti di tempat-tempat lain di Timur Tengah.

Sumber: Institute for Middle East Understanding, thehistoryofchristmas.com


Sinterklas/Santa Clause

Unknown
Sinterklas (dalam bahasa lain juga dikenal dengan nama Santa Klaus, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa) adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal. Santa Claus awalnya bukan sosok gemuk berbaju merah dan mengendarai rusa terbang. Sejarah Santa Claus berkembang menurut waktu dan tempat mengikuti budaya masyarakat. Seperti di Amerika, sosok periang yang kita sebut Santa Claus adalah gabungan multi budaya, memadukan unsur cerita rakyat dengan fantasi. Pria yang disebut Santa Claus itu telah berevolusi dan mulai muncul pada abad ketiga.

Santa berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa yang berasal dari tokoh Nikolas dari Myra, adalah orang Yunani kelahiran Asia Minor pada abad ketiga masehi di kota Patara (Lycia et Pamphylia), kota pelabuhan di Laut Mediterania, dan tinggal di Myra, Lycia (sekarang bagian dari Demre, Turki). Ia adalah anak tunggal dari keluarga Kristen yang berkecukupan bernama Epiphanius (Ἐπιφάνιος) dan Johanna (Ἰωάννα) atau Theophanes (Θεοφάνης) dan Nonna (Νόννα) menurut versi lain. Nikolas adalah seorang uskup yang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin. Tokoh Santa kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia barat dan juga di Amerika Latin, Jepang dan bagian lain di Asia Timur. Hari Sinterklas dirayakan di seluruh dunia setiap tanggal 6 Desember.

Asal

Dari Kristen kuno

Santo Nikolas dari Myra adalah inspirasi utama untuk figur orang Kristen tentang Sinterklas. Dia adalah uskup Myra di Lycia pada abad ke 4. Nikolas terkenal untuk kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Dia sangat religius dari awal umurnya dan mencurahkan hidupnya untuk Kristen. Di Eropa (lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman) dia digambarkan sebagai uskup yang berjanggut dengan jubah resmi. Relik dari Santo Nikolas dikirim ke Bari di Italia selatan oleh beberapa pedagang Italia; sebuah basilika dibangun tahun 1087 untuk memberi mereka rumah dan menjadi daerah ziarah. Santo Nikolas menjadi dirujuk oleh orang banyak sebagai Santo pelindung bagi pelaut, pedagang, pemanah, anak-anak, tuna susila, ahli obat, pengacara, pegadaian, tahanan, kota Amsterdam dan Rusia.
Di Yunani, Santo Nikolas adalah pengganti untuk Santo Basil (Agios Vasilis dalam Bahasa Yunani), seorang uskup pada abad ke 4 dari Caesarea. Bagian utara Belanda dan beberapa desa di Flanders, Belgia, merayakan seorang figur yang agak mirip, Sint-Maarten (Santo Martin dari Tours).

Kisah

Ibu dari Nikolas tidak pernah punya anak sebelumnya, tetapi karena ia selalu memohon dan berdoa kepada Tuhan, akhirnya permohonannya dikabulkan. Ia melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Nikolas. Menurut legenda pada saat masih bayipun Nikolas sudah melakukan puasa, seperti yang sering dilakukan oleh hamba Tuhan pada saat itu, ialah tiap hari Rabu dan Jumat. Setiap hari-hari itu, ia tidak mau minum air susu ibunya walaupun anak ini usianya belum 1 tahun.
Ia ditahbiskan menjadi pastor pada usia 18 tahun di Katedral dari pamannya, karena sifat belas kasihnya yang besar untuk membela umat dan fakir miskin, akhirnya ia diangkat menjadi uskup.
Menurut legenda pada saat Nikolas mengadakan perjalanan ke tanah suci dalam perjalanan kapalnya dilanda angin ribut, sehingga salah satu tiang layarnya patah dan menimpa kepala dari seorang kelasi di kapal itu. Yang mengakibatkan kematian dari kelasi tersebut. Dengan doa akhirnya Nicolaas bisa meredakan angin ribut tersebut bahkan ia bisa "menghidupkan" kembali kelasi yang telah meninggal tadi. Sejak saat itulah Nikolas menjadi terkenal sebagai santo atau orang suci pelindung dari para pelaut dan semua kapal dagang.
Kepercayaan tersebut semakin besar dan semakin kuat sehingga ia dianggap sebagai wakil Tuhan untuk melindungi mereka oleh para pelaut Yunani maupun Italia pada saat tersebut.
Tepatnya pada tanggal 9 Mei 1087 para pemilik kapal dari Italia, mengambil semua tulang-tulang dan semua sisa dari tubuh Nikolas untuk dipindahkan dari Turki ke Italia ke kota Bari. Dan disana dibuat satu gereja besar yang diberi nama St Nicolaas Katedral. Oleh sebab itu tiap tanggal 9 Mei orang Italia merayakan hari St Nikolas sebagai pelindung para pelaut.
Sebelum sisa jenazah Nikolas dipindahkan ke Italia, orang Italia percaya akan cerita mengenai seorang nenek sihir yang bernama Befana. Ia mendapatkan tugas dari malaikat untuk memberikan hadiah kepada Yesus pada saat Yesus dilahirkan, seperti juga orang majus, tetapi karena kelalaiannya ia datang terlambat. Oleh sebab itu Befana mendapat hukuman tiap tahun sebelum kelahiran Yesus, ia harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak-anak kecil yang tidak mampu.
Kepercayaan yang lebih bersifat animisme ini dianut oleh banyak orang Italia, maka dari itu para pemuka agama di Italia mengambil keputusan agar kepercayaan dari nenek sihir Befana ini dialihkan saja kepada Sinterklas. Diharapkan bisa memulihkan citra dan nama baik dari orang Katolik sekalian mengalihkan kepercayaan animisme mereka, menjadi lebih percaya kepada Tuhan.
Inilah awal dari kepercayaan bahwa Sinterklas selalu memberi hadiah kepada anak-ank pada saat hari ulang tahunnya. Bahkan pengalihan ini memberi efek sampingan lainnya seakan-akan ada dua Sinterklas, yang satu sebagai pelindung para pelaut sedangkan yang lain ialah pelindung dari anak-anak dan dua-duanya berasal dari Myra (Turki).
Para pelaut zaman dahulu kebanyakan orang Spanyol, maka dari itu orang Belanda percaya bahwa Sinterklas datang dari Spanyol dan tentu datangnya dengan kapal laut, sebab dahulu belum ada pesawat terbang. Kebanyakan kelasi dari para kapal dagang zaman dahulu adalah budak-budak dari Afrika, maka dari itu jelas pembantu dari Sinterklas pun seorang budak dari Afrika yang diberi nama Zwarte Piet (Piet Hitam).
Sinterklas selalu berusaha apabila ia memberi sesuatu, agar tidak dilihat maupun diketahui oleh si penerima, sesuai dengan ajaran dari Alkitab. Pada suatu hari ia berusaha untuk membantu seseorang dari sebuah atap rumah dengan menjatuhkan sekantung uang melalui cerobong asap. Dan kebetulan uang tersebut jatuh ke dalam kaos kaki yang sedang digantungkan oleh anak si pemilik rumah untuk dikeringkan di dekat api pemanas. Hal ini rupanya diketahui oleh si pemilik rumah.
Sejak saat itu timbul kepercayaan bahwa Sinterklas selalu datang melalui cerobong asap di waktu tengah malam dan memberi hadiah untuk anak-anak di kaos kaki atau kantong di dekat ranjang atau di bawah pohon Natal.

Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. (Matius 6:3)

Cerita rakyat Jerman

Odin, sang pengembara.
Menurut konversi orang Jerman dalam Kristen, pada cerita rakyat Jerman terdapat kisah tentang Dewa Odin (Wodan), yang setiap tahun, pada masa perayaan Yule, melakukan pesta perburuan yang dibimbing oleh dewa-dewa dan prajurit yang mati dalam dunianya. Anak-anak akan menaruh sepatunya, diisi oleh wortel, jerami atau gula, di dekat cerobong asap untuk kuda terbang Odin, Sleipnir, agar kuda itu memakannya. Odin lalu akan memberi hadiah anak-anak itu untuk kebaikannya dengan mengganti makanan Sleipnir dengan hadiah atau permen [Siefker, chap. 9, esp. 171-173].
Praktek ini masih ada di Jerman, Belgia dan Belanda setelah adopsi kekristenan dan kemudian digabungkan dengan perayaan Santo Nikolas. Anak-anak masih menaruh jerami mengisi sepatu di cerobong asap setiap malam musim dingin, dan Santo Nikolas memberi mereka hadiah permen dan hadiah-hadiah. Kemunculan Odin cukup mirip dengan Santo Nikolas, digambarkan sebagai orang tua yang misterius dengan janggut.
Praktek ini lalu muncul di Amerika Serikat melalui koloni Belanda di New Amsterdam lebih dulu sebelum serangan Inggris pada abad ke 17, dan berevolusi menjadi menggantung kaus kaki atau kaus kaki natal di dekat cerobong asap. Banyak daerah di Austria dan bekas daerah Italia yang direbut Austria-Hongaria, (Friuli, kota Trieste) anak-anak memberi permen dan hadiah pada hari Santo Nikolas (San Niccolò dalam Bahasa Italia), menurut kalender Katolik, pada tanggal 6 Desember.
Cerita rakyat lain, berdasarkan dari suku Indo-Jerman, terdapat cerita bahwa ada orang suci (kadang-kadang Santo Nikolas) dan setan (kadang-kadang Krampus, atau troll). Laki-laki muda memakai baju sebagai Krampus masih ada dalam perayaan hari Santo Nikolas di Kärnten (Austria Selatan) dan Carnia (Italia timur laut). Cerita itu menyatakan bahwa sebuah daratan diserang teror oleh seorang monster yang pada saat malam hari melata masuk ke cerobong asap dan membunuh anak-anak ([[mengeluarkan isi perut mereka atau menyimpan mereka untuk dimakan nanti). Orang suci itu mencari setan itu, dan menipunya dengan borgol yang diberkati (dalam beberapa versi borgol yang sama untuk memenjarakan Yesus, dalam versi lain borgol itu adalah yang digunakan untuk menahan Santo Petrus atau Paulus dari Tarsus); setan itu terperangkap dan terpaksa untuk mengikuti perintah sang orang suci. Orang Suci itu menyuruhnya untuk pergi ke setiap rumah dan membuat perubahan, dengan memberikan hadiah kepada anak-anak. Orang suci itu juga membuatnya melakukan hal ini setiap tahun, atau sang setan sangat muak dengan melakukan hal baik dan memilih untuk kembali ke Neraka.

Cerita Rakyat Belanda


Pit hitam, teman sinterklas di Belanda
Zwarte Piet yang berterima kasih tidak tau harus kemana, dimana dia terpisah dari rekannya dan tidak ada pekerjaan untuk membantu dirinya, dan akhirnya Santo Nikolas menawarkannya pekerjaan. Beberapa mengatakan kalau dia menulis daftar hal yang diingini oleh anak-anak, yang lain mengatakan kalau Zwarte Piet mengikuti jejak semua anak nakal untuk memasukannya kedalam karung dan membawanya ke Spanyol. Beberapa dasawarsa yang lalu, cerita ini telah diubah dan budak itu telah menjadi budak modern yang mempunyai muka hitam karena mereka memanjat cerobong asap dan menjadi hitam karena jelaga dari api.
Sinterklaas memakai baju mirip dengan uskup. Dia memakai mitra merah dengan salib emas dan membawa tongkat uskup. Kemiripannya dengan uskup dari Myra terlihat jelas disini.
Hadiah diberikan selama perayaan ini dan lebih sering diikuti oleh puisi. Lebih banyak hadiah serius mungkin disediakan untuk besok pagi. Karena memberi hadiah adalah pekerjaan Sinterklaas, hadiah tidak diberikan pada hari natal di Belanda, tapi orang komersial mulai memanfaatkannya di pasar.
Menurut tradisi, Sinterklaas memiliki Piet untuk berbagai macam hal,: Piet merupakan navigasi untuk keretanya dari Spanyol menuju Belanda, atau Piet untuk memanjat atap untuk memasukan hadiah kedalam cerobong asap. Beberapa tahun banyak cerita telah muncul, paling banyak dibuat oleh orang tua untuk membuat anak-anak tetap percaya kepada Sinterklaas dalam kebijaksanaan dan untuk menghilangkan kelakuan yang buruk. Dalam beberapa kasus, Piet agak ceroboh dalam pekerjaan, seperti Piet sebagai navigasi {Bahasa Belanda "wegwijs piet") menunjuk ke arah yang salah. Ini lebih sering digunakan untuk memberikan komedi kecil dalam parade tahunan saat Santo Nikolas datang ke Belanda, dan juga bisa digunakan untuk kemajuan anak-anak di sekolah dengan membuat Piet memberikan jawaban yang salah, sebagai contoh, sebuah soal matematika yang sangat sederhana seperti 2+2, sehingga anak-anak dapat diyakinkan untuk memberikan jawaban yang benar.

Dari cerita modern

Gambaran Pra-Modern tentang Sinterklaas yang suka memberi hadiah dari sejarah gereja dan cerita rakyat bergabung dengan karakter Inggris Father Christmas untuk membuat karakter yang diketahui oleh orang Inggris dan Amerika Serikat sebagai Santa Claus. Father Christmas pada abad ke 17 di Inggris, dan dia masih ada pada zaman itu, menggambarkannya sebagai orang yang berjanggut memakai baji yang panjang, hijau, jubah berbulu. Dia melambangkan jiwa dari semangat natal, dan digambarkan dalam "Hantu Hadiah Natal" dalam novel A Christmas Carol oleh Charles Dickens.
Nama Santa Claus berasal dari Sinterklaas, nama Bahasa Belanda yang berdasarkan dari karakter Santo Nikolas. Dia juga diketahui denga nama Sint Nikolas dimana menjelaskan penggunaan 2 nama yang berbeda, Santa Claus dan Santo Nikolas atau Santo Nick.

Di negara lain, gambaran Santo Nikolas juga dicampur dengan cerita rakyat loka. Sebagai contoh hal yang masih bertahan, penggambaran pagan, di daerah Nordic, ada seekor Kambing Yule (Bahasa Swedia julbock, Bahasa Norwegia "julebukk", Bahasa Denmark "julebuk" Bahasa Finlandia joulupukki), sebuah figur yang mengejutkan dengan tanduk yang mengantar hadiah pada malam natal. Kambing jerami masih menjadi dekorasi natal di Swedia, Norwegia dan Finlandia. Pada tahun 1840, peternakan gnome dalam cerita rakyat Nordic memulai mengantarkan hadiah natal di Denmark, tapi disebut "Julenisse", berpakaian baju abu-abu dan topi merah. Pada akhir abad ke 19, tradisi ini telah menyebar ke Norwegia dan Swedia (dimana "nisse" disebut Tomte), menggantikan Kambing Yule. Hal yang sama terjadi di Finlandia, tapi disana lebih banyak figur manusia yang menggunakan nama kambing Yule.

Dari Amerika Serikat

Di koloni Inggris di Amerika Utara dan nantinya Amerika Serikat, versi pemberi hadiah Inggris dan Belanda digabungkan lebih jauh. Sebagai contoh, dalam Sejarah of New York (1809) oleh Washington Irving, Sinterklaas diubah menjadi versi Amerika dengan nama "Santa Claus" tapi kehilangan pakaian uskupnya, dan adalah yang pertama digambarkan sebagai pelaut Belanda dengan pipa rokok dan mengenakan baju dingin berwarna hijau. Buku Irving cercaan dari kebudayaan Belanda di New York, dan lebih banyak gambaran dalam penemuan candaannya.




Pohon Natal

Unknown
Kebiasan memasang dekorasi pohon natal bermula dari bangsa Jerman.Pohon yang biasanya digunakan adalah pohon cemara dan telah dilaksanak sejak abd 16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara yang selalu hijau daunnya.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.

Legenda
1.Santo banifacius
St. Bonifasius, yang nama aslinya adalah Winfrid. St. Bonifasius dilahirkan sekitar tahun 680 di Devonshire, Inggris. Pada usia lima tahun, ia ingin menjadi seorang biarawan; ia masuk sekolah biara dekat Exeter dua tahun kemudian. Pada usia empatbelas tahun, ia masuk biara di Nursling dalam wilayah Keuskupan Winchester. St. Bonifasius seorang yang giat belajar, murid abas biara yang berpengetahuan luas, Winbert. Kelak, Bonifasius menjadi pimpinan sekolah tersebut.
 
Pada waktu itu, sebagian besar penduduk Eropa utara dan tengah masih belum mendengar tentang Kabar Gembira. St. Bonifasius memutuskan untuk menjadi seorang misionaris bagi mereka. Setelah satu perjuangan singkat, ia mohon persetujuan resmi dari Paus St. Gregorius II. Bapa Suci menugaskannya untuk mewartakan Injil kepada orang-orang Jerman. (Juga pada waktu itu St. Bonifasius mengubah namanya dari Winfrid menjadi Bonifasius). St. Bonifasius menjelajah Jerman melalui pegunungan Alpen hingga ke Bavaria dan kemudian ke Hesse dan Thuringia. Pada tahun 722, paus mentahbiskan St. Bonifasius sebagai uskup dengan wewenang meliputi seluruh Jerman. Ia tahu bahwa tantangannya yang terbesar adalah melenyapkan takhayul kafir yang menghambat diterimanya Injil dan bertobatnya penduduk. Dikenal sebagai “Rasul Jerman”, St. Bonifasius terus mewartakan Injil hingga ia wafat sebagai martir pada tahun 754. Marilah kita memulai cerita kita tentang Pohon Natal.
Dengan rombongan pengikutnya yang setia, St. Bonifasius sedang melintasi hutan dengan menyusuri suatu jalan setapak Romawi kuno pada suatu Malam Natal. Salju menyelimuti permukaan tanah dan menghapus jejak-jejak kaki mereka. Mereka dapat melihat napas mereka dalam udara yang dingin menggigit. Meskipun beberapa di antara mereka mengusulkan agar mereka segera berkemah malam itu, St. Bonifasius mendorong mereka untuk terus maju dengan berkata, “Ayo, saudara-saudara, majulah sedikit lagi. Sinar rembulan menerangi kita sekarang ini dan jalan setapak enak dilalui. Aku tahu bahwa kalian capai; dan hatiku sendiri pun rindu akan kampung halaman di Inggris, di mana orang-orang yang aku kasihi sedang merayakan Malam Natal. Oh, andai saja aku dapat melarikan diri dari lautan Jerman yang liar dan berbadai ganas ini ke dalam pelukan tanah airku yang aman dan damai! Tetapi, kita punya tugas yang harus kita lakukan sebelum kita berpesta malam ini. Sebab sekarang inilah Malam Natal, dan orang-orang kafir di hutan ini sedang berkumpul dekat pohon Oak Geismar untuk memuja dewa mereka, Thor; hal-hal serta perbuatan-perbuatan aneh akan terjadi di sana, yang menjadikan jiwa mereka hitam. Tetapi, kita diutus untuk menerangi kegelapan mereka; kita akan mengajarkan kepada saudara-saudara kita itu untuk merayakan Natal bersama kita karena mereka belum mengenalnya. Ayo, maju terus, dalam nama Tuhan!”
Mereka pun terus melangkah maju dengan dikobarkan kata-kata semangat St. Bonifasius. Sejenak kemudian, jalan mengarah ke daerah terbuka. Mereka melihat rumah-rumah, namun tampak gelap dan kosong. Tak seorang pun kelihatan. Hanya suara gonggongan anjing dan ringkikan kuda sesekali memecah keheningan. Mereka berjalan terus dan tiba di suatu tanah lapang di tengah hutan, dan di sana tampaklah pohon Oak Kilat Geismar yang keramat. “Di sini,” St. Bonifasius berseru sembari mengacungkan tongkat uskup berlambang salib di atasnya, “di sinilah pohon oak Kilat; dan di sinilah salib Kistus akan mematahkan palu sang dewa kafir Thor.”
Di depan pohon oak itu ada api unggun yang sangat besar. Percikan-percikan apinya menari-nari di udara. Warga desa mengelilingi api unggun menghadap ke pohon keramat. St. Bonifasius menyela pertemuan mereka, “Salam, wahai putera-putera hutan! Seorang asing mohon kehangatan api unggunmu di malam yang dingin.” Sementara St. Bonifasius dan para pengikutnya mendekati api unggun, mata orang-orang desa menatap orang-orang asing ini. St. Bonifasius melanjutkan, “Aku saudaramu, saudara bangsa German, berasal dari Wessex, di seberang laut. Aku datang untuk menyampaikan salam dari negeriku, dan menyampaikan pesan dari Bapa-Semua, yang aku layani.”
Hunrad, pendeta tua dewa Thor, menyambut St. Bonifasius beserta para pengikutnya. Hunrad kemudian berkata kepada mereka, “Berdirilah di sini, saudara-saudara, dan lihatlah apa yang membuat dewa-dewa mengumpulkan kita di sini! Malam ini adalah malam kematian dewa matahari, Baldur yang Menawan, yang dikasihi para dewa dan manusia. Malam ini adalah malam kegelapan dan kekuasaan musim dingin, malam kurban dan kengerian besar. Malam ini Thor yang agung, dewa kilat dan perang, kepada siapa pohon oak ini dikeramatkan, sedang berduka karena kematian Baldur, dan ia marah kepada orang-orang ini sebab mereka telah melalaikan pemujaan kepadanya. Telah lama berlalu sejak sesaji dipersembahkan di atas altarnya, telah lama sejak akar-akar pohonnya yang keramat disiram dengan darah. Sebab itu daun-daunnya layu sebelum waktunya dan dahan-dahannya meranggas hingga hampir mati. Sebab itu, bangsa-bangsa Slav dan Saxon telah mengalahkan kita dalam pertempuran. Sebab itu, panenan telah gagal, dan gerombolan serigala memporak-porandakan kawanan ternak, kekuatan telah menjauhi busur panah, gagang-gagang tombak menjadi patah, dan babi hutan membinasakan pemburu. Sebab itu, wabah telah menyebar di rumah-rumah tinggal kalian, dan jumlah mereka yang tewas jauh lebih banyak daripada mereka yang hidup di seluruh dusun-dusunmu. Jawablah aku, hai kalian, tidakkah apa yang kukatakan ini benar?” Orang banyak menggumamkan persetujuan mereka dan mereka mulai memanjatkan puji-pujian kepada Thor.
Ketika suara-suara itu telah reda, Hunrad mengumumkan, “Tak satu pun dari hal-hal ini yang menyenangkan dewa. Semakin berharga persembahan yang akan menghapuskan dosa-dosa kalian, semakin berharga embun merah yang akan memberi hidup baru bagi pohon darah yang keramat ini. Thor menghendaki persembahan kalian yang paling berharga dan mulia.”       
Dengan itu, Hunrad menghampiri anak-anak, yang dikelompokkan tersendiri di sekeliling api unggun. Ia memilih seorang anak laki-laki yang paling elok, Asulf, putera Duke Alvold dan isterinya, Thekla, lalu memaklumkan bahwa anak itu akan dikurbankan untuk pergi ke Valhalla guna menyampaikan pesan rakyat kepada Thor. Orang tua Asulf terguncang hebat. Tetapi, tak seorang pun berani berbicara.
Hunrad menggiring anak itu ke sebuah altar batu yang besar antara pohon oak dan api unggun. Ia mengenakan penutup mata pada anak itu dan menyuruhnya berlutut dan meletakkan kepalanya di atas altar batu. Orang-orang bergerak mendekat, dan St. Bonifasius menempatkan dirinya dekat sang pendeta. Hunrad kemudian mengangkat tinggi-tinggi palu dewa Thor keramat miliknya yang terbuat dari batu hitam, siap meremukkan batok kepala Asulf yang kecil dengannya. Sementara palu dihujamkan, St. Bonifasius menangkis palu itu dengan tongkat uskupnya sehingga palu terlepas dari tangan Hunrad dan patah menjadi dua saat menghantam altar batu. Suara decak kagum dan sukacita membahana di udara. Thekla lari menjemput puteranya yang telah diselamatkan dari kurban berdarah itu lalu memeluknya erat-erat.  
St. Bonifasius, dengan wajahnya bersinar, berbicara kepada orang banyak, “Dengarlah, wahai putera-putera hutan! Tidak akan ada darah mengalir malam ini. Sebab, malam ini adalah malam kelahiran Kristus, Putera Bapa Semua, Juruselamat umat manusia. Ia lebih elok dari Baldur yang Menawan, lebih agung dari Odin yang Bijaksana, lebih berbelas kasihan dari Freya yang Baik. Sebab Ia datang, kurban disudahi. Thor, si Gelap, yang kepadanya kalian berseru dengan sia-sia, sudah mati. Jauh dalam bayang-bayang Niffelheim ia telah hilang untuk selama-lamanya. Dan sekarang, pada malam Kristus ini, kalian akan memulai hidup baru. Pohon darah ini tidak akan menghantui tanah kalian lagi. Dalam nama Tuhan, aku akan memusnahkannya.” St. Bonifasius kemudian mengeluarkan kapaknya yang lebar dan mulai menebas pohon. Tiba-tiba terasa suatu hembusan angin yang dahsyat dan pohon itu tumbang dengan akar-akarnya tercabut dari tanah dan terbelah menjadi empat bagian.
Di balik pohon oak raksasa itu, berdirilah sebatang pohon cemara muda, bagaikan puncak menara gereja yang menunjuk ke surga. St. Bonifasius kembali berbicara kepada warga desa, “Pohon kecil ini, pohon muda hutan, akan menjadi pohon kudus kalian mulai malam ini. Pohon ini adalah pohon damai, sebab rumah-rumah kalian dibangun dari kayu cemara. Pohon ini adalah lambang kehidupan abadi, sebab daun-daunnya senantiasa hijau. Lihatlah, bagaimana daun-daun itu menunjuk ke langit, ke surga. Biarlah pohon ini dinamakan pohon kanak-kanak Yesus; berkumpullah di sekelilingnya, bukan di tengah hutan yang liar, melainkan dalam rumah kalian sendiri; di sana ia akan dibanjiri, bukan oleh persembahan darah yang tercurah, melainkan persembahan-persembahan cinta dan kasih.”  
Maka, mereka mengambil pohon cemara itu dan membawanya ke desa. Duke Alvold menempatkan pohon di tengah-tengah rumahnya yang besar. Mereka memasang lilin-lilin di dahan-dahannya, dan pohon itu tampak bagaikan dipenuhi bintang-bintang. Lalu, St. Bonifasius, dengan Hundrad duduk di bawah kakinya, menceritakan kisah Betlehem, Bayi Yesus di palungan, para gembala, dan para malaikat. Semuanya mendengarkan dengan takjub. Si kecil Asulf, duduk di pangkuan ibunya, berkata, “Mama, dengarlah, aku mendengar para malaikat itu bernyanyi dari balik pohon.” Sebagian orang percaya apa yang dikatakannya benar; sebagian lainnya mengatakan bahwa itulah suara nyanyian yang dimadahkan oleh para pengikut St. Bonifasius, “Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, dan damai di bumi; rahmat dan berkat mengalir dari surga kepada manusia mulai dari sekarang sampai selama-lamanya.”
2. Martin Luther dan Pohon cemaranya

Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pada saat kristen menyebar di Jerman, gereja tidak menyukai kebiasaan tersebut dan melarangnya. Sekitar abad ke-12, seorang pemilik bakery memiliki ide untuk menaruh batang pohon tersebut dalam keadaan terbalik dan hal ini disetujui oleh gereja katolik.

Setelah protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan dengan posisi natural seperti pohon pada umumnya dan dihiasi dengan lilin-lilin untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di langit yang kelam. Dan seiring dengan waktu, pohon natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik seperti lampu-lampu, angel, bahkan cokelat dan apel.

Pohon natal pertama di Inggris datang karena raja Georgian yang berasal dari Jerman. Pada saat itu rakyat Inggris kurang bersimpati pada monarki Jerman sehingga trend tersebut tidak merakyat di kalangan mereka.

Pada tahun 1846 ratu Victoria dan pangeran Jermannya, Albert digambarkan oleh London News berdiri beserta kedua anak mereka mengelilingi pohon natal. Karena ratu Victoria sangat populer di hati rakyat, segeralah pohon natal menjadi trend di kalangan rakyat Inggeris bahkan menyebar hingga ke pantai timur Amerika. Pohon natal pertama di Amerika konon bermula di Pennsylvania yang dipopulerkan oleh pendatang yang berasal dari Jerman.

Secara tradisional, pohon natal di Jerman dipasang dan dihias pada tanggal 24 Desember saat malam natal, hingga setelah dua belas hari yakni tanggal 6 Januari. Tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa kebiasaan memasang pohon natal pertama kali di Amerika dipopulerkan oleh tentara Jerman Hessian.

Jenis-jenis pohon natal yang biasa digunakan di Eropa:
Silver Fir : Abies alba (the original species)
Nordman Fir : Abies nordmanniana
Noble Fir : Abies procera
Norway spruce Picea abies (the cheapest)
Serbian spruce : Picea omorika
Scots Pine: Pinus sylvestris

Amerika:

Balsam Fir : Abies balsamea
Fraser Fir : Abies fraseri
Grand Fir : Abies grandis
Noble Fir : Abies procera
Red Fir : Abies magnifica
Douglas Fir :P seudotsuga menziesii
Scots Pine: Pinus sylvestris
Stone Pine : Pinus pinea
TRADISI
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, duniakita.info industri pun semakin berkembang dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel (semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.

Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara. Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi yang penting berbentuk cemara.

Di Afrika Selatan keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum. Sementara masyarakat India, lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.
Hingga saat ini, Perayaan Natal yang identik dengan pohon natal tak bisa dilepaskan dalam perayaan untuk menyambut hari Kelahiran Tuhan Yesus. Namun pohon natal hanya lah sebagai symbol, jangan sampai hanya karena pohon natal saja tidak merenungi dan menghayati arti dari natal itu sendiri. Dan janganlah pohon natal dijadikan alat untuk saling beradu sombong karena ada anggapan bahwa gereja yang menggunakan pohon natal yang bagus akan mendapat pujian dari para jemaatnya.

Kontroversi

Arbol Navidad 03.gif
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari. Pemasangan pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala. Reaksi penolakan itu bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah Jerman untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai pohon Natal.
Hal itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara, diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria yang sangat populer, pemuatan gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan lazim sebagai pohon Natal.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa pohon Natal dapat menjadi rumah bagi 25000 ekor serangga. Jenis serangga yang mendiami pohon Natal diantaranya Collembola, Psocoptera, tungau, ngengat dan laba-laba. Seharusnya mereka berhibernasi di musim dingin, namun dengan keberadaan sebuah pohon dan adanya kehangatan dari api unggun maupun pemanas ruangan, mereka menjadi percaya bahwa musim semi telah tiba sehingga berkembang biak di pohon dan sekitarnya.
Walaupun pohon natal ini juga mengandung kontrofersi yang belum tentu kebenarannya, intinya adalah iman kita kepada Tuhan kita Yesus Kristus itu yang penting bukan karna pohon natal tersebut. kiranya kita mengucap syukur atas karunia iman, senantiasa menyimpan kisah kelahiran Sang Juruselamat dalam hati kita, dan menyimak nyanyian pujian para malailat. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Natal yang penuh berkat dan sukacita!
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal
http://www.kumpulansejarah.com/2012/12/sejarah-adanya-pohon-natal.html
http://yesaya.indocell.net/id658.htm

Kebiasaan "Tradisi-tradisi" yang sering dilakukan saat Perayaan Natal

Unknown
25 Desember merupakan hari yang paling indah dan wajib dirayakan oleh semua umat Nasrani/Kristen diseluruh dunia. Dihari itulah semuat umat kristen akan merayakan perayaan natal dimana Jurus Slamat dilahirkan (baca : http://matiusnana.blogspot.com/2013/12/sejarah-dan-makna-dari-perayaan-natal.html) dan merupakan momen yang paling bersejarah dalam dunia. Dalam perayaan natal biasanya ada tradisi-tradisi yang sering dilakukan oleh umat Kristen didunia dan sudah umum dilaksanakan tiap tahunnya. Semua tradisi-tradisi itu umumnya muncul tanpa disegaja dan tujuannya untuk memuliakan Tuhan, tetapi banyak dari kita tentunya tidak tahu asal usul dari tradisi tersebut. Makanya dalam momen yang paling indah ini, saya mau sedikit sharing sama teman-teman baik itu orang kristen dan Non-kristen sekalipun tentang macam-macam tradisi yang biasa dilakukan  dalam perayaan natal serta sejarah awal dari tradisi itu muncul .

Berikut adalah tradisi yang sering dilaksanakan pada saat perayaan natal :
1. Pohon Natal : http://matiusnana.blogspot.com/2013/12/pohon-natal_25.html
2. Sinterklas     : http://matiusnana.blogspot.com/2013/12/sinterklassanta-clause.html
3. http://matiusnana.blogspot.com/2013/12/tradisi-perayaan-natal-di-timut-tengah.html

Senin, 23 Desember 2013

Sejarah dan Makna dari Perayaan Natal

Unknown
Pernakah anda Bertanya dalam hati apa dan kapan sebenarnnya kelahiran Juru Selamat Dunia, Yesus Kristus yang sebenarnya dan apakah kaitannya dengan perayaan natal yang biasanya dirayakan oleh orang Nasrani/Kristen setiap tanggal 25-26 desember dan apakah itu tertulis dalam kitab suci Alkitab itu sendiri. Sebelum anda salah paham tentang arti natal itu sendiri, silakan simak sjarah berikut ini. 


Natal (dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran") adalah hari raya umat Kristen yang diperingati setiap tahun oleh umat Kristiani pada tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember; dan kebaktian pagi tanggal 25 Desember. Beberapa gereja Ortodoks merayakan Natal pada tanggal 6 Januari (lihat pula Epifani). Dalam tradisi barat, peringatan Natal juga mengandung aspek non-agamawi. Beberapa tradisi Natal yang berasal dari Barat antara lain adalah pohon Natal, kartu Natal, bertukar hadiah antara teman dan anggota keluarga serta kisah tentang Santa Klaus atau Sinterklas.

Etimologi

Kata “natal” berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis (Hari Lahir). Dahulu juga dipakai istilah Melayu-Arab Maulid atau Milad. Pada negara-negara yang berbahasa Arab, hari raya ini disebut dengan Idul Milad. Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes-messe (1131), yang berarti Misa Kristus. Christmas biasa pula ditulis Χ'mas, suatu penyingkatan yang cocok dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho.
Dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri tidak dijumpai kata "Natal", yang ada hanya kelahiran Yesus.

Kelahiran Yesus menurut Alkitab

Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (Matius 1:18-2:23) dan Lukas (Lukas 2:1-21).
Menurut Lukas, Maria mengetahui dari seorang malaikat bahwa dia telah mengandung dari Roh Kudus tanpa persetubuhan. Setelah itu dia dan suaminya Yusuf meninggalkan rumah mereka di Nazaret untuk berjalan ke kota Betlehem untuk mendaftar dalam sensus yang diperintahkan oleh Agustus, Kaisar Romawi pada saat itu. Karena mereka tidak mendapat tempat untuk menginap di kota itu, bayi Yesus dibaringkan di sebuah palungan (malaf). Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata, Yudea, di kampung halaman Daud, nenek moyang Yusuf, memenuhi nubuat nabi Mikha (Mikha 5:1-2). (Di Israel purba mereka mengenal ada dua kota Betlehem, kota Betlehem satunya lagi berada di tanah Zebulon.)
Matius mencatat silsilah dan kelahiran Yesus dari seorang perawan, dan kemudian beralih ke kedatangan orang-orang majus dari Timur -- yang diduga adalah Arabia atau Persia -- untuk melihat Yesus yang baru dilahirkan. Orang-orang bijak tersebut mula-mula tiba di Yerusalem dan melaporkan kepada raja Yudea, Herodes Agung, bahwa mereka telah melihat sebuah bintang -- yang sekarang disebut Bintang Betlehem -- menyambut kelahiran seorang raja. Penelitian lebih lanjut memandu mereka ke Betlehem Yudea dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada bayi Yesus. Ketika bermalam, orang-orang majus itu mendapatkan mimpi yang berisi peringatan bahwa Raja Herodes merencanakan pembunuhan terhadap anak tersebut. Karena itu mereka memutuskan untuk langsung pulang tanpa memberitahu Herodes suksesnya misi mereka. Matius kemudian melaporkan bahwa keluarga Yesus kabur ke Mesir untuk menghindari tindakan Raja Herodes yang memutuskan untuk membunuh semua anak di bawah dua tahun di Betlehem untuk menghilangkan saingan terhadap kekuasaannya. Setelah kematian Herodes, Yesus dan keluarga kembali dari Mesir, tetapi untuk menghindar dari raja Yudea baru (anak Herodes Agung, yakni Herodes Arkhelaus) mereka pergi ke Galilea dan tinggal di Nazaret.
Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang disampaikan oleh kitab Injil Lukas adalah penyampaian berita itu oleh para malaikat kepada para gembala. Dalam Injil Matius dicatat bahwa ada orang-orang Majus dari Timur datang ke Yudea karena melihat sebuah bintang yang besar bersinar di atas wilayah Yerusalem. Mereka mengikuti bintang itu hingga ke kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Beberapa astronom dan sejarawan telah berusaha menjelaskan gabungan sejumlah peristiwa angkasa yang dapat ditelusuri yang mungkin dapat menerangkan penampakan bintang raksasa yang tidak pernah dilihat sebelumnya itu, pendapat yang paling kuat adalah dari Johannes Kepler, yang menerangkan bahwa Bintang Natal atau Bintang Betlehem itu secara astronomik adalah konjungsi planet Jupiter dan Saturnus pada konstalasi Pisces. Dan konjungsi ini memang benar terjadi pada bulan Desember tahun 7 SM. Mula-mula orang-orang Majus itu bertanya-tanya kepada penduduk Yerusalem, kemudian mereka dibawa menghadap raja Herodes. Raja Herodes bertanya kepada ahli kitab, di mana Mesias akan dilahirkan. Berdasarkan Alkitab, Mesias akan dilahirkan di Betlehem dan informasi ini dipakai untuk membantu para orang majus mengetahui letak di mana Yesus dilahirkan. Herodes minta akan setelah bertemu bayi itu agar mereka kemudian dapat melaporkan kepada Herodes. Tetapi karena mengetahui niat Herodes yang jahat , para orang majus tidak kembali melaporkan kepada Herodes.

Asal-mula peringatan Natal

Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Kristus untuk dilakukan. Cerita dari Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja awal. Klemens dari Aleksandria mengejek orang-orang yang berusaha menghitung dan menentukan hari kelahiran Yesus. Dalam abad-abad pertama, hidup kerohanian anggota-anggota jemaat lebih diarahkan kepada kebangkitan Yesus. Natal tidak mendapat perhatian. Perayaan hari ulang tahun umumnya – terutama oleh Origenes – dianggap sebagai suatu kebiasaan kafir: orang orang seperti Firaun dan Herodes yang merayakan hari ulang tahun mereka. Orang Kristen tidak berbuat demikian: orang Kristen merayakan hari kematiannya sebagai hari ulang tahunnya.
Tetapi di sebelah Timur orang telah sejak dahulu memikirkan mukjizat pemunculan Allah dalam rupa manusia. Menurut tulisan-tulisan lama suatu sekte Kristen di Mesir telah merayakan "pesta Epifania" (pesta Pemunculan Tuhan) pada tanggal 4 Januari. Tetapi yang dimaksudkan oleh sekte ini dengan pesta Epifania ialah munculnya Yesus sebagai Anak Allah – yaitu pada waktu Ia dibaptis di sungai Yordan. Gereja sebagai keseluruhan bukan saja menganggap baptisan Yesus sebagai Epifania, tetapi terutama kelahiran-Nya di dunia. Sesuai dengan anggapan ini, Gereja Timur merayakan pesta Epifania pada tanggal 6 Januari sebagai pesta kelahiran dan pesta baptisan Yesus.
Perayaan kedua pesta ini berlangsung pada tanggal 5 Januari malam (menjelang tanggal 6 Januari) dengan suatu tata ibadah yang indah, yang terdiri dari Pembacaan Alkitab dan puji pujian. Ephraim dari Syria menganggap Epifania sebagai pesta yang paling indah. Ia katakan: “Malam perayaan Epifania ialah malam yang membawa damai sejahtera dalam dunia. Siapakah yang mau tidur pada malam, ketika seluruh dunia sedang berjaga jaga?” Pada malam perayaan Epifania, semua gedung gereja dihiasi dengan karangan bunga. Pesta ini khususnya dirayakan dengan gembira di gua Betlehem, tempat Yesus dilahirkan.


Sejarah

Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di tempat-tempat lain perayaan dilakukan pada tangal 5 atau 6 Januari; ada pula pada bulan Desember. Perayaan pada tanggal 25 Desember dimulai pada tahun 221 oleh Sextus Julius Africanus, dan baru diterima secara luas pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan keagamaan dalam masyarakat non-Kristen pada bulan Desember. Dewasa ini umum diterima bahwa perayaan Natal pada tanggal 25 Desember adalah penerimaan ke dalam gereja tradisi perayaan non-Kristen terhadap (dewa) matahari: Solar Invicti (Surya tak Terkalahkan), dengan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah Sang Surya Agung itu sesuai berita Alkitab (lihat Maleakhi 4:2; Lukas 1:78; Kidung Agung 6:10).

Tanggal

Ada pendapat yang berkata bahwa tanggal 25 Desember bukanlah tanggal hari kelahiran Yesus. Pendapat ini diperkuat berdasarkan kenyataan bahwa pada malam tersebut para gembala masih menjaga dombanya di padang rumput. (Lukas 2:8). Pada bulan Desember tidak mungkin para gembala masih bisa menjaga domba-dombanya di padang rumput sebab musim dingin pada saat tersebut telah tiba jadi sudah tidak ada rumput yang tumbuh lagi. Para pendukung tanggal kelahiran bulan Desember berpendapat meski musim dingin, domba-domba tetap tinggal di kandangnya di padang rumput dan tetap dijaga oleh gembala, dan meski tidak ada rumput, padang rumput tetaplah disebut padang rumput.
Ada juga pendapat yang berkata bahwa perayaan Natal bersumber dari tradisi Romawi pra-Kristen, peringatan bagi dewa pertanian Saturnus jatuh pada suatu pekan di bulan Desember dengan puncak peringatannya pada hari titik balik musim dingin (winter solstice) yang jatuh pada tanggal 25 Desember dalam kalender Julian. Peringatan yang disebut Saturnalia tersebut merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, atas dorongan dari kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I memutuskan pada tahun 350 bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama. Namun pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja di Roma menyatakan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember.
Oleh karena itu, ada beberapa aliran Kristen yang tidak merayakan tradisi Natal karena dianggap berasal dari tradisi kafir Romawi, yaitu aliran Gereja Yesus Sejati, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, Gereja Baptis Hari Ketujuh, Perserikatan Gereja Tuhan, kaum Yahudi Mesianik, dan Gereja Jemaat Allah Global Indonesia. Saksi-Saksi Yehuwa juga tidak merayakan Natal.
Ada sejumlah naskah kuno yang mencatat bahwa Yesus ditempatkan di rahim Maria tanggal 25 Desember. Penafsiran Kitab Hagai mengindikasikan tanggal itu merupakan tanggal datangnya Yesus ke dalam rahim Maria, yaitu Hagai 2:18-20:
Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya--mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!
Tanggal 24 bulan ke-9 (Kislev) dalam kalender Yahudi jatuh sekitar tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian.

Meskipun kapan Hari Natal jatuh masih menjadi perdebatan, agama Kristen pada umumnya sepakat untuk menetapkan Hari Natal jatuh setiap tanggal 25 Desember dalam Kalender Gregorian ini didasari atas kesadaran bahwa penetapan hari raya liturgis lain seperti Paskah dan Jumat Agung tidak didapat dengan pendekatan tanggal pasti namun hanya berupa penyelenggaraan kembali acara-acara tersebut dalam satu tahun liturgi, yang bukan mementingkan ketepatan tanggalnya namun esensi atau inti dari setiap peringatan tersebut untuk dapat diwujudkan dari hari ke hari.

Tahun

Tahun kalender Masehi diciptakan pada abad ke-6 oleh seorang biarawan yang bernama Dionysius Exignus. Tahun Masehi yang kita gunakan sekarang ini disebut juga anno Domini (Tahun Tuhan).
Bagaimana ia bisa mengetahui bahwa Tuhan Yesus dilahirkan pada tahun 1 SM? Ia mengambil data dari catatan sejarah yang menyatakan bahwa pada tahun 754 kalender Romawi itu adalah tahun ke 15 dari pemerintahan Kaisar Tiberius seperti yang tercantum di Lukas 3:1-2. Data inilah yang dijadikan patokan olehnya untuk mengawali tahun 1 SM.
Di samping itu ia juga mengambil data dari Lukas 2:1-2 yang menyatakan bahwa Kirenius (Gubenur dari Siria) pertama kali menjalankan program sensus.
Walaupun demikian masih juga orang yang meragukannya, sebab menurut sejarahwan Yahudi yang bernama Flavius Yosefus, raja Herodes meninggal dunia pada tahun 4 SM sehingga konsekuensinya tanggal lahir Yesus harus dimundurkan sebanyak empat tahun. Tapi teori ini pun tidak benar, sebab ia menganalisa tahun tersebut berdasaran adanya gerhana bulan pada tahun saat Herodes meninggal dunia yang terjadi di Yerusalem pada tanggal 13 Maret tahun 4 SM.

Tradisi

Banyak tradisi perayaan Natal di barat yang merupakan pengembangan kemudian dengan menyerap unsur berbagai kebudayaan. Pohon natal di gereja atau di rumah-rumah mungkin berhubungan dengan tradisi Mesir, atau Ibrani kuno. Ada pula yang menghubungkannya dengan pohon khusus di taman Eden (lihat Kejadian 2:9). Tetapi dalam kehidupan pra-Kristen Eropa memang ada tradisi menghias pohon dan menempatkannya dalam rumah pada perayaan tertentu. Tradisi “Pohon Terang” modern berkembang dari Jerman pada abad ke-18.
Terdapat pula tradisi mengirim Kartu Natal, yang dimulai pada tahun 1843 oleh John Callcott Horsley dari Inggris. Biasanya dengan gambar yang berhubungan dengan kisah kelahiran Yesus Kristus dan disertai tulisan: Selamat Hari Natal dan Tahun Baru. Dewasa ini orang memakai teknologi informasi (email) berkirim kartu Natal elektronik.
Juga dalam rangka perayaan Natal dikenal di Indonesia tradisi Sinterklaas, yang berasal dari Belanda. Tradisi yang dirayakan pada tanggal 6 Desember ini, berhubungan dengan St. Claus (Santa Nikolas), seorang tokoh legenda, yang mengunjungi rumah anak-anak pada malam dengan kereta salju terbang ditarik beberapa ekor rusa kutub membagi-bagi hadiah. Dalam dunia modern, perayaan Natal secara sekuler lebih menekankan aspek saling memberi hadiah Natal, sehingga ada yang beranggapan Santa Nikolas makin lebih penting daripada Yesus Kristus. Dalam tradisi Sinterklass Belanda – tokoh yang digambarkan oleh suatu iklan minuman Amerika sejak tahun 1931 sebagai seorang tua gendut, bercambang putih dan berpakain merah dengan sepatu bot, ikat pinggang hitam, dan topi runcing lembut ini – menjadi bagian dari acara keluarga (untuk mendisiplin anak-anak) dengan mengunjungi rumah-rumah disertai pembantu berkulit hitam (Zwarte Pit) yang memikul karung berisi hadiah untuk anak yang baik; tetapi karung itu juga tempat anak-anak nakal dimasukkan untuk dibawa pergi. Yang sering kita lihat juga Natal dimeriahkan dengan banyak cahaya lampu berkelap-kelip. Selain untuk menambah semarak perayaan, ini juga memiliki pemahaman cahaya yang ada, maksudnya adalah Kristus akan mengusir kuasa kegelapan.
Berbeda dengan tradisi perayaan Natal di barat, perayaan Natal ritus timur banyak mengandung aspek rohani seperti puasa, bermazmur, membaca Alkitab, dan puji-pujian. Di Gereja-gereja Arab, boleh dibilang tidak ada perayaan Natal tanpa didahului puasa. Gereja Ortodoks Syria melakukan persiapan Natal dengan berpuasa selama 10 hari. Sementara di Gereja Ortodoks Koptik puasanya lebih lama lagi, yaitu sejak minggu terakhir November. Jadi, sekitar 40 hari. Waktu iftar (buka puasa) pada tanggal 7 Januari pagi. Puasa pra-Natal ini disebut dengan puasa kecil (Shaum el-Shagir). Meskipun agak berbeda dalam tradisi, secara prinsip cara ini tidak jauh berbeda dengan cara berpuasa Gereja-gereja Orthodoks lain.

Makna Lilin Dalam Natal

Dalam masa Natal, Lilin menggambarkan atau memberikan gambaran tentang Kristus. Kristus dilambangkan sebagai terang bagi dunia yang gelap. Di dalam Alkitabpun tertulis tentang terang, di dalam Perjanjian Lama,Yesaya 9 : 1-6, “terang yang besar”, sedangkan di dalam Perjanjian Baru, Yohanes 1 : 1-18,” terang manusia”.
Bukan hanya di dalam peribadahan saja, di rumah-rumah dan di toko-toko kerap di hias dengan lampu-lampu yang kelap-kelip, hal ini muncul sejak zaman patristik sebagai gambaran akan terang yang mengalahkan kegelapan.  Penggunaan lilin dan lampu-lampu kelap-kelip merupakan pengaruh dari pesta cahaya Yahudi atau Hanukah. Hari raya Hanukkah dirayakan sekitar masa Adven dan Natal, dan terkadang sering diplesetkan dengan istilah Natal Yahudi.

Ekonomi

Natal biasanya merupakan stimulus ekonomi tahunan terbesar di berbagai negara di dunia. Penjualan barang-barang meningkat tajam di berbagai area retail, dan pada musim Natal orang-orang membeli berbagai hadiah, dekorasi, dan persediaan Natal. Industri yang bergantung pada penjualan di musim Natal antara lain kartu Natal, pohon Natal, dan lain-lain.
Selain kegiatan ekonomi terbesar, Hari Natal di berbagai negara Barat merupakan hari paling sepi bagi dunia bisnis; hampir semua toko retail, institusi bisnis dan komersial tutup, dan hampir semua industri berhenti beroperasi. Studio-studio film merilis berbagai film berbiaya tinggi pada musim Natal untuk menghibur orang-orang, yang sedang berlibur.

Sosial

Selama puasa, jemaat gereja-gereja Koptik, seperti Gereja Koptik Sayidah el-Adzra’ (Santa Maria), di Madinat al-Tahrir, Imbaba, Kairo mempunyai kebiasaan hanya makan sekali sehari dengan menu makanan semacam tempe (dari kacang-kacangan), namanya tamiya atau falafel yang dimakan dengan sepotong roti dan air putih. Karena itu, uang belanja yang biasanya mereka belikan daging dan menu lumayan mewah lainnya dikumpulkan dan diserahkan langsung kepada orang orang miskin yang dikoordinasi oleh Gereja
Kesimpulan 

"Perayaan Natal" mungkin ada yang mempertanyakan: "Mengapa tidak diadakan pada tanggal 25 Desember?" namun sebaliknya orang juga bisa mempertanyakan: "Mengapa harus tanggal 25 Desember?" Jawabannya: "Dalam hubungan dengan 'hari Natal,' umat kristen tidak merayakan 'hari'nya tetapi 'Natal'nya." (Natal [latin: lahir] artinya berhubungan dengan kelahiran dan 'Hari Lahir' dalam bahasa latin disebut 'Dies Natalis,' dan dalam dalam hubungan dengan Natal Yesus maksudnya 'kenangan akan kelahiran Yesus, Juruselamat, Kristus Tuhan')

Walaupun Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember dan tanggal itu adalah gabungan berbagai perayaan kafir, tanggal tersebut dan perayaan Natal bisa saja kita terima sebagai tanggal perayaan di seluruh dunia untuk merayakan kedatangan Juruselamat ke dalam dunia. Pada waktu bulan Desember kita memiliki kesempatan luar biasa menjadi saksi Yesus dan untuk memberitakan Injil. Tanggalnya tidak terlalu penting. Yang terpenting adalah kesempatan dan kebebasan pemberitaan Injil itu. 


Setiap orang secara pribadi dapat merayakan Natal pada ‘hari’ yang disukainya (idealnya setiap hari merayakannya!), hanya bila ingin merayakan secara kelompok (di gereja/persekutuan) tentu perlu konsensus mengenai tanggal yang dipilih bersama agar seragam, sebab bila masing-masing merayakan pada tanggal kesukaannya sendiri misalnya pada bulan Juni atau bulan Tishri, siapa ikut menghadirinya? Justru dengan mencari-cari tanggal yang tepat seseorang terjebak tradisi kafir yang menentukan satu hari lebih dari hari lainnya (Gal.4:9-11). Bagi seorang yang dewasa dalam iman, hari yang mana bukan syarat karena itu hanyalah kulit/permukaan ritual saja, tetapi yang penting adalah ‘hakekat’ sukacita Natal ‘Kelahiran Tuhan Yesus Kristus,’ karena itulah inti Natal yang seharusnya kita kenang dalam persekutuan kasih Natal. Biasanya umat kristen merayakan di gereja pada salah satu hari di bulan Desember sedangkan persekutuan kristen biasanya pada hari-hari di bulan Januari, namun kalau sesudah bulan itu rasanya kadaluwarsa bukan?

Peristiwa di malam Natal sebenarnya adalah peristiwa yang sangat luar biasa. Malam itu adalah malam puncak pernyataan kasih Allah kepada manusia. Allah yang Maha Suci menyatakan kasihNya kepada umat manusia yang berdosa. Allah mengasihi kita bukan karena kebaikan maupun kelebihan kita. Anugerah terbesar dalam sejarah manusia adalah kelahiran Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Dan dalam kelahirannya adalah pada saat semua manusia sedang tidur terlelap. Sang bayi yang mulia ini lahir dalam kepapaan. Dia adalah Sang Pencipta yang diberikan kepada manusia menjadi Penyelamat. Tuhan Yesus memberikan teladan kepada kita bagaimana kita harus bersikap dengan sesama. Dengan meningalkan tahta dan kerajaan sorga yang begitu mulia, Ia masuk ke dalam dunia yang sedang tertidur. Natal merupakan simbol dari kasih Allah yang terbesar. Natal mengajarkan bagaimana kita harus mengasihi orang lain. Natal mengajarkan bagaimana kita harus berbagi dengan orang lain termasuk berbagi dengan orang-orang kecil. Berita Natal per-tama kali disampaikan kepada para gembala. Orang-orang kecil seperti mereka disampai-kan berita oleh malaikat surgawi yang mulia. Merayakan Natal seharusnya membuat kita berpaling kepada orang-orang kecil dan berbagi dengan kasih.


Kita perlu mengkampanyekan Natal Dengan Kristus di gereja-gereja. Kita perlu kembali (back to basic) kepada makna perayaan Natal yang sesungguhnya, yaitu Kristo-sentris. Dengan kerinduan untuk berbagi kasih oleh karena Allah mengasihi manusia, mari kita datang menyembahNya. Kiranya Natal kali ini membawa berkat dan sukacita bagi  Anda.  Kiranya perayaan Natalmu menjadi berkat bagi orang di sekelilingmu!


Teman - teman sudah tahukan gimana asal usul dari perayaan natal yang sebenarnya. Telaah baik-baik dan terus belajar dan belajar mencari kebenaran kebenaran tanpa mendengarkan omongan-omongan yang belum benar kebenarnya. Intinya Perayaan natal bukan hanya tentang perayaannya tetapi makna dari perayaan itu sendiri. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin....

Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan di baptisakan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum (Markus 16:15-16)



Rujukan 
http://id.wikipedia.org/wiki/Natal
  1. ^ Lukas 2:7 versi Leydekker
  2. ^ http://natal.sabda.org/anak_malaf
  3. ^ Coulson Shepherd, "Jewish Holy Days", page 89
  4. ^ Asal-Usul Pohon Natal
  5. ^ (Indonesia)Rasid Rachman. 2009. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  6. ^ a b c d e f (Indonesia)Rasid Rachman.2009. Hari Raya Liturgi. Jakarta: BPK-Gunung Mulia. Hal. 130-132.

Bacaan lebih lanjut

  • Restad, Penne L. (1995). Christmas in America: A History. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-509300-3.
  • The Battle for Christmas, by Stephen Nissenbaum (1996; New York: Vintage Books, 1997). ISBN 0-679-74038-4
  • The Origins of Christmas, by Joseph F. Kelly (August 2004: Liturgical Press) ISBN 978-0-8146-2984-0
  • Christmas Customs and Traditions, by Clement A. Miles (1976: Dover Publications) ISBN 978-0-486-23354-3
  • The World Encyclopedia of Christmas, by Gerry Bowler (October 2004: McClelland & Stewart) ISBN 978-0-7710-1535-9
  • Santa Claus: A Biography, by Gerry Bowler (November 2007: McClelland & Stewart) ISBN 978-0-7710-1668-4
  • There Really Is a Santa Claus: The History of St. Nicholas & Christmas Holiday Traditions, by William J. Federer (December 2002: Amerisearch) ISBN 978-0-9653557-4-2
  • St. Nicholas: A Closer Look at Christmas, by Jim Rosenthal (July 2006: Nelson Reference) ISBN 1-4185-0407-6
  • Just say Noel: A History of Christmas from the Nativity to the Nineties, by David Comfort (November 1995: Fireside) ISBN 978-0-684-80057-8
  • 4000 Years of Christmas: A Gift from the Ages, by Earl W. Count (November 1997: Ulysses Press) ISBN 978-1-56975-087-2
  • Sammons, Peter (May 2006). The Birth of Christ. Glory to Glory Publications (UK). ISBN 0-9551790-1-7.
  • Markus Aziz, Khalil, The Coptic Orthodox Church (Montreal, Canada: The Coptic Orthodox Patriarchete,t.t), p.35.
  • Bambang Noorsena, Renungan-renungan Idul Milad (Natal) di Tanah Suci Israel/Palestina (Malang: Studia Syriaca Orthodoxia,1999)

 http://tanyaalkitab.blogspot.com/2012/12/arti-natal-yang-sesungguhnya.html

 


 

 


Kerinduan akan dirimu

Unknown
Sepanjang hari ku  melalui perjalan ini, baru q menyadari bahwa ku sudah membut kesalahan yang fatal dalam hidup ini. Menggangap semua itu benar dan mementingkan ego sendiri tanpa memperhatikan perasaanMU sebenarnya. Setia ku menyakitimu, Engkau hanya terdiam saja, disaat ku buat kesalahan Engkau hanya termenung aja melihat sifatku, disaat ku mulai menjauhimu, Engkau selalu membuka hati untuk tetap menerimaku kembali. Kenapa baru ku menyadari itu semua?

Tetapi apakah itu masih bisa untuk dimaafkan, tapi saya rasa tidak !!!!!
Tetapi kenapa Engkau tetap memaafkanku, kenapa? Tujuannya kenapa?
Saya tidak habis pikir dengan sifatMu?

Begitulah yang kurasakan sekarang, baru tertimpa tangga baru sadar dengan apa yang telah dilakukan selama ini. Setiap hari ku mendengar dan mengajakku untuk beribadah, ku hanya bisa menolak, kenapa? karena ku masih belum siap menghadapMu. Memang ku hanya manusia yang tidak tahu apa-apa dan pengen untuk belajar mengubah semuanya..

Minggu, 22 Desember 2013

Hakim Yang Adil Dan Penuh Kasih

Unknown
Kota Batupuncak adalah kota kecil yang penuh dengan praktek korupsi. Untuk mengatasi masalah itu pemerintah mengangkat Pak Surono sebagai hakim di kota tersebut. Pak Surono terkenal sebagai Pegawai Negeri administrator yang jujur dan adil, sehingga para wartawan dan beberapa orang terkemuka di kota tersebut tidak menyukainya. Mereka ingin mempermalukan dan merusak nama baik Hakim Surono sehingga dengan terpaksa pemerintah menggantinya dengan hakim lain yang lebih lunak. Mereka pun terus-menerus mencari jalan untuk menjatuhkan nama baik Hakim Surono.

Sahabat Karib Hakim Surono Diketahui Korupsi
Pak Latif, seorang kepala desa tertangkap basah melakukan korupsi. Dia pun ditahan hingga tiba saatnya pengadilan dan Pak Surono sebagai hakimnya. Semasa kecil, Hakim Surono dan Pak Latif tinggal di sebuah desa yang masih wilayah kota Batupuncak. Mereka tinggal bertetangga dan berteman akrab. Mereka selalu bermain bersama dan duduk di bangku sekolah yang sama. Bahkan mereka sering makan bersama dan tidur sekamar.
Orang tua Pak Latif juga membantu membiayai sekolah Hakim Surono,  karena keluarganya sangat miskin. Ketika orang tua Hakim Surono meninggal, orang tua Pak Latif menerima dia seperti anaknya sendiri. Tidak heran jika akhirnya Hakim Surono sangat mengasihi Pak Latif dan keluarganya.

Hakim Surono Dihadapkan Situasi Sulit
Para wartawan mengetahui Pak Latif adalah sahabat karib Hakim Surono dan sangat mengasihinya. Mereka melihat kasus ini adalah waktu yang tepat untuk menjatuhkan nama baik Hakim Surono. Jika Hakim Surono tidak menghukum Pak Latif dengan hukuman maksimal karena korupsi,  maka mereka akan menulis di surat kabar,  "Hakim Surono Tidak Adil dalam Menjatuhkan Hukuman".
Sebaliknya, jika Hakim Surono menghukum Pak Latif dengan hukuman maksimal, para wartawan akan menulis, "Hakim Tidak Menunjukkan Belas-kasihan pada Temannya". Hakim Surono akan digambarkan sebagai hakim yang tidak memiliki hati nurani dan rasa persaudaraan. Mereka akan menguraikan bagaimana sejak kecil kedua orang itu hidup seperti saudara dan keluarga Pak Latif yang telah berkorban untuk menyekolahkan Hakim Surono.
Hal ini menjadi dilema bagi Hakim Surono. Jika dia merasa iba lalu mengampuni Pak Latif, itu artinya Hakim Surono tidak adil. Tetapi, jika dia–karena sifat adilnya–menjatuhkan hukuman maksimal kepada Pak Latif, itu artinya Hakim Surono tidak memiliki sifat kasih dan belas-kasihan.

Adil dan Kasih, Dua Sifat yang Dapat Bertentangan
Dua sifat Hakim Surono yang sepertinya bertentangan ialah kasih dan adil. Hal ini juga terdapat dalam sifat Allah. Allah Maha Adil (Al-'Adl) dan Maha Kasih (Al-Rahim). "Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang" (Qs. 1:3).  Dalam diri Allah dua sifat ini sempurna adanya. Namun terkadang dua sifat Allah ini kelihatannya dapat bertentangan.
Sifat adil dan kasih memang kadang terlihat bertentangan. Ini juga terlihat dalam sifat Allah yaitu saat Allah mengampuni dosa manusia begitu saja tanpa hukuman, jelas di sini terlihat Allah mengorbankan sifat adil-Nya. Sebaliknya, jika Allah yang Maha Adil menghukum manusia di neraka selamanya tanpa menyediakan jalan keluar, maka Allah kelihatannya tidak  mempunyai sifat kasih.
Bagaimana dengan Hakim Surono? Bagaimana bila dia bertindak tegas dan adil sehingga menjatuhkan hukuman maksimal pada Pak Latif?
Bagaimana pula bila Allah, Hakim yang Maha Adil menjatuhkan hukuman maksimal atas dosa kita?  Kita akan tinggal di neraka selamanya? Bukankah satu dosa saja sudah merupakan kebusukan yang sangat besar di hadapan Allah yang Mahasuci dan Mahakudus?
Adakah jalan keluar dari dilema ini? Tentu! Yaitu mempertahankan sifat adil dan kasih. Jalan ini pulalah yang dipakai Allah ribuan tahun silam. Simaklah kelanjutan kisah Hakim Surono berikut ini.

Pak Surono Memecahkan Dilema Pada Hari Penghakiman
Pada hari penghakiman para wartawan dan orang-orang terkemuka berkumpul di ruang pengadilan.  Mereka sangat membenci si hakim dan berupaya untuk menjatuhkannya. Pada saat yang telah ditentukan untuk menjatuhkan vonis, Hakim Surono berkata, "Jelas bahwa dalam kasus ini terdakwa telah melanggar hukum dan harus diadili. Kami diberi tugas untuk menumpas koruptor di kota ini. Sesudah mengumpulkan semua bukti-bukti, kami harus menjatuhkan hukuman maksimal kepada terdakwa, yaitu denda Rp. 1.200.000.000 rupiah ATAU sepuluh tahun penjara."
Pak Latif tidak mempunyai cukup uang untuk membayar denda sebesar itu sehingga dia sangat marah sekali.

Pak Surono Bertindak Adil dan Juga Mengasihi Sahabatnya
Mendengar vonis tersebut, para wartawan segera pergi untuk menulis artikel mengenai hakim yang keras hati dan tidak memiliki belas-kasih terhadap teman dekatnya. Mereka benar-benar ingin mempermalukan Hakim Surono di depan rakyat.
Sebelum mereka sempat keluar, Hakim Surono meninggalkan meja hijaunya dan menghampiri Pak Latif. Ia menanggalkan jubah-hakimnya.  Lalu ia membuka dompetnya dan memberikan kepada Pak Latif selembar cek senilai jumlah denda. Untuk mendapatkan uang sebesar itu, Hakim Surono telah menjual rumah dan mobilnya. Karena dia mengasihi temannya, dia rela mengorbankan semua harta miliknya. Dengan terharu, Pak Latif dapat  membayar dendanya dan terbebas dari hukuman.   

Bagaimana Allah Mengadili dan Mengasihi Manusia Berdosa
Isa Al-Masih, Kalimat Allah, datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman dosa.  Keadilan Allah tidak ditiadakan karena dosa manusia dihukum dalam diri Isa Al-Masih. Jelas, dosa manusia diadili dan dihukum!
Namun, pada saat yang sama. Allah menyatakan kasih-Nya. Isa Al-Masih telah dikorbankan dan menanggung hukuman kita. Sehingga Ia dapat memberikan Jalan Keselamatan dari hukuman dosa bagi mereka yang mau mempercayai-Nya.
Dengan demikian penyaliban Isa Al-Masih menyatakan hikmat Allah dalam merencanakan suatu jalan keselamatan yang adil dan penuh dengan kasih.
.
 Sumber : http://www.isadanislam.com/