Rabu, 25 Desember 2013

Tradisi perayaan natal di Timut Tengah

Timur Tengah adalah tempat di mana agama-agama terbesar di dunia bertemu dan juga merupakan rumah bagi 12 juta umat Kristiani. Sekalipun situasi politik di Timur Tengah kerap berubah, Natal di wilayah ini dianggap sebagai waktu untuk keluarga dan perbuatan baik. Dalam bagian pertama ini artikel ini akan dibahas tradisi perayaan natal di tiga negara di Timur Tengah:

Natal di Bethlehem
Sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus dan pusat Kekristenan, penduduk Bethlehem akan melihat tiga perayaan malam Natal: satu diadakan oleh gereja Katolik dan Protestan, kedua diadakan oleh gereja Siria dan Ortodoks Yunani dan ketiga oleh gereja Amerika. Bukanlah suatu hal yang aneh bila tiga acara ini diadakan di sebuah gereja yang sama di bagian yang berbeda dalam bahasa yang berbeda. Perayaan di Bethlehem dimulai dengan doa-doa dan nyanyian sembilan hari sebelum hari Natal. Pada malam Natal, Patriarch of Jerusalem membuat sebuah tradisi prosesi lewat Bethlehem dan kaum Kristiani berkumpul di Manger Square dan the Church of Nativity pada tengah malam untuk merayakan kelahiran Yesus.
Selama berabad-abad, penduduk Bethlehem merayakan Natal dengan para peziarah di seluruh dunia. Para peziarah ini biasanya tinggal di ratusan ribu tenda selama beberapa tahun belakangan ini. Malam Natal, sebelum Vigil Mass, adalah hari berpuasa dan berpantang. Ibadah khusus diadakan di kota itu pada pagi hari di hari Natal. Sebuah salib direndam dalam air dan dipakai untuk memberkati dan tiga isapan air suci harus diminum sebelum makan apapun.
Keluarga-keluarga di Palestina biasanya merayakan Natal dengan saling bertukar hadiah, menyanyikan lagu pujian dan makan makanan tradisional seperti domba panggang, manisan terbuat dari biji wijen dan nougat, kastanye panggang, air mawar hangat dan manis, kacang-kacangan dan pancake semolina dengan keju dan kacang.
Selama hari Natal, para penduduk dan turis mengunjungi berbagai tempat di dalam kota itu termasuk Church of Nativity dan the Milk Groto, di mana keluarga Yesus berlindung selama perjalanan mereka ke Mesir.

Natal di Irak
Pemerintah Irak mengumumkan bahwa Natal adalah hari libur resmi kali pertama pada 2008. Perayaan Natal di rumah-rumah penduduk Irak biasnya berlangsung khidmat dan tenang. Pada malam Natal, anak-anak dari setiap keluarga secara tradisi akan membaca kisah kelahiran Yesus dalam Alkitab bahasa Arab sementara anggota keluarga lain menyalakan lilin dan mendengarkan. Salah satu tradisi unik orang Kristen di Irak adalah mereka menciptakan api unggun dari semak duri setelah cerita itu dibacakan. Orang Kristen Irak percaya bahwa api yang menyala ini meramalkan masa depan dari rumah tangga yang bersangkutan selama tahun-tahun ke depan. 

Jika semak duri itu terbakar sepenuhnya dan menjadi abu, maka hal itu menjadi tanda bahwa keluarga itu akan beruntung. Anggota keluarga itu lalu melompat ke abu itu dan membuat permintaan.
Mereka lantas mengunjungi gereja lokal pada hari Natal. Selama ibadah, Bishop memberkati jemaat dengan meletakkan tangannya pada seorang anggota jemaat. Anggota jemaat itu lantas menyentuh orang di sampingnya dan proses itu akan terus berlanjut hingga setiap orang menerima “sentuhan damai” itu.

Natal di Lebanon
Atmosfer perayaan Natal di Lebanon biasanya terlihat meriah. Rumah-rumah didekorasi, jalan-jalan di mana komunitas Kristen tinggal dihiasi lampu-lampu dan toko-toko menjual pernak-pernik Natal.
Tradisi Natal di Lebanon terdiri dari menabur kacang, buncis, biji gandum atau lentil di sebuah kapas dua minggu sebelum hari Natal. Tanaman-tanaman ini dirawat dan saat hari Natal tiba, kecambah tanaman-tanaman itu ditempatkan di bawah pohon Natal untuk menandai kelahiran Yesus Kristus. Memberikan hadiah poinsettia saat mengunjungi rumah teman atau keluarga adalah sebuah tradisi umum di musim ini. Pada hari Natal, orang-orang bangun pagi dan bertemu dengan teman dan keluarga serta menikmati kopi dan almond manis. Makan siang juga menjadi bagian dari perayaan di mana anggota keluarga berkumpul dan menikmati makanan-makanan tradisional seperti kibbeh (makanan terdiri dari nasi dan domba) atau burghul dengan tabbouleh (sejenis salad parsley). 

Di pusat kota-kota di Lebanon, pada malam Natal, orang-orang Kristen Lebanon menyalakan api unggun besar dan merayakan malam itu dengan nyanyian dan tarian. Salah satu bentuk tarian yang digemari adalah dabkeh di mana para pria dan wanita membentuk lingkaran dan menari dengan irama riang. Perayaan ini akan dilanjutkan hingga malam tahun baru.

Natal di Suriah
Tradisi Natal di Suriah, anak-anak harus menunggu sedikit lebih lama untuk menerima hadiah Natal mereka. Pada hari tahun baru, anak-anak diberitahu bahwa hadiah-hadiah dibawa oleh unta termuda yang dibawa oleh tiga orang bijaksana ke Bethlehem. Ketiganya dikenal sebagai orang Majus, tokoh penting dalam kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ketiga raja tersebut mengunjungi Yesus setelah dia lahir, membawa hadiah berupa emas, kemenyan dan mur. Antusias menunggu unta-unta ini, anak-anak meninggalkan air dan jerami di luar rumah di malam hari. Dan di pagi hari, air dan jerami tersebut diganti dengan hadiah-hadiah.

Serupa dengan tempat-tempat lain di Timur Tengah, orang-orang Kristen Suriah merayakan Natal dengan menyanyikan lagu-lagu pujian bersama. Anggota keluarga termuda membacakan kisah Natal dengan keras didengarkan oleh anggota keluarga lain yang lebih tua. Perayaan Natal adalah sebuah bagian penting dalam tradisi Suriah. Seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam yang umumnya terdiri dari ayam, pastri, kacang dan jeruk. 

Natal di Mesir
Gereja Koptik di Mesir merayakan Natal pada 7 Januari. Advent, waktu untuk menunggu dan mempersiapkan perayaan kelahiran Yesus, dilakukan selama 40 hari. Selama waktu itu, orang-orang Kristen diharapkan untuk berpuasa, tidak makan daging, unggas atau produk susu. Beberapa orang melakukan hal ini selama minggu terakhir Advent.

Pada malam Natal, setiap orang pergi ke gereja memakai pakaian baru terbaik mereka. Ibadah Natal berakhir di tengah malam saat lonceng-lonceng di gereja dibunyikan, setelah itu orang-orang akan pulang ke rumah dan makan makanan khusus Natal yaitu fata, yang terdiri dari roti, nasi, daging rebus dan bawang putih.

Pada pagi harinya, orang-orang Kristen di Mesir mengunjungi teman-teman dan tetangga. Mereka membawa “kaik” semacam roti yang diberikan kepada tuan rumah dan umumnya dimakan dengan sup yang disebut “shorba.”

Natal di Yordania
Dalam tradisi Yordania, perayaan Natal dilakukan dengan makan roti. Proses pembuatan roti dilakukan di awal bulan Desember dengan merendam buah kering di cairan brandy, rum dan cognac. Setelah itu tepung, telur dan baking powder ditambahkan dan roti itu dipanggang. Setelah itu, roti akan disajikan pada makan malam di Malam Natal. Orang-orang Kristen Yordania merayakan Natal di rumah sesepuh dalam keluarga mereka, diikuti dengan kunjungan ke keluarga dan teman. Menghabiskan waktu bersama keluarga di Yordania adalah hal yang penting dalam perayaan Natal, sama seperti di tempat-tempat lain di Timur Tengah.

Sumber: Institute for Middle East Understanding, thehistoryofchristmas.com


Unknown

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 komentar:

  1. Wah informasinya berguna bangte nih ttg tradisi natal di timur tengah :)

    Kunjungi blog saya juga ya di http://www.wovgo.com/ . Makasih :D

    BalasHapus

Berkomentar dengan baik untuk kemajuan dan penambahan wawasan kita.
tidak menerima komentar sara, pelecehan dan yang melanggar HAM dan privasi seseorang