KELIRUMOLOGI “KRISTEN DAN KATOLIK”
Kelirumologi adalah istilah humoris untuk merujuk kepada beberapa kekeliruan logika dalam pembentukan frasa dan kata yang sudah
terlalu sering dipakai pengguna Bahasa Indonesia sehingga dianggap
benar. Dari judul artikel ini, tentulah yang akan saya bahas adalah
kekeliruan logika dalam pembentukan istilah “Kristen dan Katolik”.
Banyak umat Katolik di Indonesia terjebak pada istilah yang salah kaprah
yaitu "Kristen dan Katolik" di mana umat Katolik berpikir bahwa Katolik
bukanlah Kristen. Ada pula yang ditanya, "Anda seorang Kristen?";
tetapi umat Katolik tersebut malah menjawab "Bukan, saya seorang
Katolik". Salah kaprah di Indonesia termasuk dalam pembuatan KTP
menyebabkan istilah yang tidak tepat "Kristen dan Katolik"
mendarah-daging di mana pemahamannya nama “Kristen” itu merujuk kepada
Protestan sementara “Katolik” kepada Katolik.
Sayangnya, karena kesalahkaprahan yang sudah mendalam ini, sulit sekali
untuk mengoreksinya secara luas. Meskipun begitu, umat Katolik hendaknya
berprinsip membiasakan yang benar daripada membenarkan kebiasaan.
Permasalahan ini ternyata sudah pernah dijelaskan dan dipecahkan oleh
seorang Bapa Gereja, St. Pacianus (310-391 M), Uskup Barcelona dari
tahun 365-391 M. St. Pacianus menulis sebuah surat-surat (epistula)
kepada Sympronianus yang berisi Seruan Pertobatan dan Penjelasan
Mengenai Pembaptisan. Pada surat pertamanya, St. Pacianus berbicara
mengenai nama “Katolik”.
St. Pacianus berkata:
“Kristen adalah nama saya, tetapi Katolik adalah nama belakang saya (my
surname). Yang pertama memberikan saya sebuah nama, yang terakhir
membedakan saya. Oleh yang satu saya diterima, oleh yang lainnya saya
ditandai.”
St. Pacianus melanjutkan:
“Dan bila pada akhirnya kita harus memberikan pertanggungjawaban atas
kata “Katolik” dan mengambilnya dari bahasa Yunani oleh interpretasi
Latin; [makna] “Katolik” adalah “di seluruh” atau sebagaimana orang
terpelajar pikir “ketaatan dalam semuanya” yaitu dalam semua perintah
Allah. Yang dari Rasul [Paulus], “apakah kamu taat dalam segala sesuatu”
(2 Kor 9:12) dan lagi “sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua
orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu
orang semua orang menjadi orang benar.” (Rom 5:19). Oleh karena itu,
barangsiapa adalah Katolik, orang yang sama adalah taat. Barangsiapa
adalah taat, orang yang sama adalah seorang Kristen dan dengan demikian
Katolik adalah Kristen. Oleh karena itu, umat kita (our people), ketika
dinamai Katolik, dipisahkan oleh sebutan ini dari nama yang sesat
(heretical name).”
Dari pernyataan St. Pacianus dari Barcelona di atas, kita dapat melihat
bahwa seorang Katolik pastilah seorang Kristen. Perlulah umat Katolik
pahami bahwa identitas kita adalah Kristen Katolik, yaitu Pengikut
Kristus (Kristen) di dalam Gereja Katolik yang kita imani sebagai
satu-satunya Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus Kristus.
Sebagaimana yang dinyatakan St. Pacianus dari Barcelona di atas, nama
“Katolik” digunakan untuk membedakan Gereja Kristus yang benar dari
kelompok-kelompok sesat. Memang benar bahwa Gereja Kristus ini pada
mulanya belum memiliki nama. Tetapi, kemunculan kelompok-kelompok yang
mengajarkan ajaran sesat (di mana mereka juga mengaku Kristen) pada
abad-abad pertama akhirnya membuat Gereja yang didirikan Kristus ini
bernama Katolik. Santo Pacianus dari Barcelona menjelaskannya:
“Ketika setelah masa Para Rasul, ajaran sesat telah meledak dan menyebar
dengan berbagai nama untuk merobek sedikit demi sedikit dan
memecahbelah ... Bukankah umat Apostolik memerlukan nama mereka sendiri
untuk menandai kesatuan orang-orang yang tidak rusak? ... Misalkan, hari
ini, saya masuk ke sebuah kota yang padat. Ketika saya menemukan
Marcionit, Apolinarian, Catafrigian, Novasian dan berbagai macam dari
mereka yang menyebut diri mereka Kristen; dengan nama apa saya harus
mengenal jemaat saya sendiri bila bukan diberi nama Katolik?”
Arti kata “Kristen” adalah “Pengikut Kristus”. Saat ditanya “Apakah anda
seorang Kristen?”, perlu diperhatikan bahwa bila kita umat Katolik
menjawab “Saya bukan Kristen, saya seorang Katolik.” maka akan muncul
dua hal yang keliru yaitu:
1. Anda menyangkal diri anda seorang pengikut Kristus (Kristen).
2. Anda menunjukkan bahwa Katolik bukanlah pengikut Kristus (Kristen).
Nah, apakah kita umat Katolik mau menyangkal diri kita seorang pengikut
Kristus? Tentu tidak bukan. Kalau begitu, mari kita biasakan yang benar.
Katolik adalah Kristen. Kita adalah Kristen Katolik, pengikut Kristus
di dalam Gereja Katolik.
Mungkin akan muncul pertanyaan dari non-Katolik, “Kamu tadi bilang kamu
seorang Kristen tapi kenapa kamu ikut Misa di Katolik? Kan Kristen itu
beda dari Katolik.” Ya dijelaskan saja kesalahkaprahan tersebut agar
orang tersebut mengerti.
Jadi, saya tanya kepada anda umat Katolik: “Apakah anda seorang
Kristen?” Ya, saya seorang Katolik, Kristen Katolik.
Tambahan:
1. Gereja Katolik sejak dari awal sampai sekarang memang seringkali
diserang dengan berbagai ajaran yang salah dan menyimpang (bidaah).
Beberapa ajaran tersebut dapat dilihat di artikel ini.
2. Pada masa sekarang ternyata muncul juga Gereja atau persekutuan
gerejawi yang menggunakan nama ‘Katolik” tetapi sebenarnya bukan
“Katolik”. Perlu diketahui bahwa ciri yang pasti dari Katolik adalah
persatuan penuh dengan Paus, Uskup Roma. Mereka yang tidak bersatu
dengan Paus bukanlah umat Gereja Katolik.
3. In fact, kata "Katolik" ada dalam Kitab Suci.
Sumber: http://www.indonesianpapist.com/2013/04/kelirumologi-kristen-dan-katolik.html
Gambar : Credit to Page The Catholic Clips
✥ Benedictus Deus ✥