Timur Tengah adalah tempat di mana agama-agama terbesar di dunia
bertemu dan juga merupakan rumah bagi 12 juta umat Kristiani. Sekalipun
situasi politik di Timur Tengah kerap berubah, Natal di wilayah ini
dianggap sebagai waktu untuk keluarga dan perbuatan baik. Dalam bagian
pertama ini artikel ini akan dibahas tradisi perayaan natal di tiga
negara di Timur Tengah:
Natal di Bethlehem
Sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus dan pusat Kekristenan,
penduduk Bethlehem akan melihat tiga perayaan malam Natal: satu diadakan
oleh gereja Katolik dan Protestan, kedua diadakan oleh gereja Siria dan
Ortodoks Yunani dan ketiga oleh gereja Amerika. Bukanlah suatu hal yang aneh bila tiga acara ini diadakan di sebuah
gereja yang sama di bagian yang berbeda dalam bahasa yang berbeda. Perayaan di Bethlehem dimulai dengan doa-doa dan nyanyian sembilan
hari sebelum hari Natal. Pada malam Natal, Patriarch of Jerusalem
membuat sebuah tradisi prosesi lewat Bethlehem dan kaum Kristiani
berkumpul di Manger Square dan the Church of Nativity pada tengah malam
untuk merayakan kelahiran Yesus.
Selama berabad-abad, penduduk Bethlehem merayakan Natal dengan para
peziarah di seluruh dunia. Para peziarah ini biasanya tinggal di ratusan
ribu tenda selama beberapa tahun belakangan ini. Malam Natal, sebelum
Vigil Mass, adalah hari berpuasa dan berpantang. Ibadah khusus diadakan
di kota itu pada pagi hari di hari Natal. Sebuah salib direndam dalam
air dan dipakai untuk memberkati dan tiga isapan air suci harus diminum
sebelum makan apapun.
Keluarga-keluarga di Palestina biasanya merayakan Natal dengan saling
bertukar hadiah, menyanyikan lagu pujian dan makan makanan tradisional
seperti domba panggang, manisan terbuat dari biji wijen dan nougat,
kastanye panggang, air mawar hangat dan manis, kacang-kacangan dan
pancake semolina dengan keju dan kacang.
Selama hari Natal, para penduduk dan turis mengunjungi berbagai
tempat di dalam kota itu termasuk Church of Nativity dan the Milk Groto,
di mana keluarga Yesus berlindung selama perjalanan mereka ke Mesir.
Natal di Irak
Pemerintah Irak mengumumkan bahwa Natal adalah hari libur resmi kali
pertama pada 2008. Perayaan Natal di rumah-rumah penduduk Irak biasnya
berlangsung khidmat dan tenang. Pada malam Natal, anak-anak dari setiap
keluarga secara tradisi akan membaca kisah kelahiran Yesus dalam Alkitab
bahasa Arab sementara anggota keluarga lain menyalakan lilin dan
mendengarkan. Salah satu tradisi unik orang Kristen di Irak adalah mereka
menciptakan api unggun dari semak duri setelah cerita itu dibacakan.
Orang Kristen Irak percaya bahwa api yang menyala ini meramalkan masa
depan dari rumah tangga yang bersangkutan selama tahun-tahun ke depan.
Jika semak duri itu terbakar sepenuhnya dan menjadi abu, maka hal itu
menjadi tanda bahwa keluarga itu akan beruntung. Anggota keluarga itu
lalu melompat ke abu itu dan membuat permintaan.
Mereka lantas mengunjungi gereja lokal pada hari Natal. Selama
ibadah, Bishop memberkati jemaat dengan meletakkan tangannya pada
seorang anggota jemaat. Anggota jemaat itu lantas menyentuh orang di
sampingnya dan proses itu akan terus berlanjut hingga setiap orang
menerima “sentuhan damai” itu.
Natal di Lebanon
Atmosfer perayaan Natal di Lebanon biasanya terlihat meriah.
Rumah-rumah didekorasi, jalan-jalan di mana komunitas Kristen tinggal
dihiasi lampu-lampu dan toko-toko menjual pernak-pernik Natal.
Tradisi Natal di Lebanon terdiri dari menabur kacang, buncis, biji
gandum atau lentil di sebuah kapas dua minggu sebelum hari Natal.
Tanaman-tanaman ini dirawat dan saat hari Natal tiba, kecambah
tanaman-tanaman itu ditempatkan di bawah pohon Natal untuk menandai
kelahiran Yesus Kristus. Memberikan hadiah poinsettia saat mengunjungi rumah teman atau
keluarga adalah sebuah tradisi umum di musim ini. Pada hari Natal,
orang-orang bangun pagi dan bertemu dengan teman dan keluarga serta
menikmati kopi dan almond manis. Makan siang juga menjadi bagian dari
perayaan di mana anggota keluarga berkumpul dan menikmati
makanan-makanan tradisional seperti kibbeh (makanan terdiri dari nasi
dan domba) atau burghul dengan tabbouleh (sejenis salad parsley).
Di pusat kota-kota di Lebanon, pada malam Natal, orang-orang Kristen
Lebanon menyalakan api unggun besar dan merayakan malam itu dengan
nyanyian dan tarian. Salah satu bentuk tarian yang digemari adalah
dabkeh di mana para pria dan wanita membentuk lingkaran dan menari
dengan irama riang. Perayaan ini akan dilanjutkan hingga malam tahun
baru.
Natal di Suriah
Tradisi Natal di Suriah, anak-anak harus menunggu sedikit lebih lama
untuk menerima hadiah Natal mereka. Pada hari tahun baru, anak-anak
diberitahu bahwa hadiah-hadiah dibawa oleh unta termuda yang dibawa oleh
tiga orang bijaksana ke Bethlehem. Ketiganya dikenal sebagai orang Majus, tokoh penting dalam kisah
kelahiran Tuhan Yesus. Ketiga raja tersebut mengunjungi Yesus setelah
dia lahir, membawa hadiah berupa emas, kemenyan dan mur. Antusias menunggu unta-unta ini, anak-anak meninggalkan air dan
jerami di luar rumah di malam hari. Dan di pagi hari, air dan jerami
tersebut diganti dengan hadiah-hadiah.
Serupa dengan tempat-tempat lain di Timur Tengah, orang-orang Kristen
Suriah merayakan Natal dengan menyanyikan lagu-lagu pujian bersama.
Anggota keluarga termuda membacakan kisah Natal dengan keras didengarkan
oleh anggota keluarga lain yang lebih tua. Perayaan Natal adalah sebuah bagian penting dalam tradisi Suriah.
Seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam yang umumnya terdiri dari
ayam, pastri, kacang dan jeruk.
Natal di Mesir
Gereja Koptik di Mesir merayakan Natal pada 7 Januari. Advent, waktu
untuk menunggu dan mempersiapkan perayaan kelahiran Yesus, dilakukan
selama 40 hari. Selama waktu itu, orang-orang Kristen diharapkan untuk
berpuasa, tidak makan daging, unggas atau produk susu. Beberapa orang
melakukan hal ini selama minggu terakhir Advent.
Pada malam Natal, setiap orang pergi ke gereja memakai pakaian baru
terbaik mereka. Ibadah Natal berakhir di tengah malam saat
lonceng-lonceng di gereja dibunyikan, setelah itu orang-orang akan
pulang ke rumah dan makan makanan khusus Natal yaitu fata, yang terdiri
dari roti, nasi, daging rebus dan bawang putih.
Pada pagi harinya, orang-orang Kristen di Mesir mengunjungi
teman-teman dan tetangga. Mereka membawa “kaik” semacam roti yang
diberikan kepada tuan rumah dan umumnya dimakan dengan sup yang disebut
“shorba.”
Natal di Yordania
Dalam tradisi Yordania, perayaan Natal dilakukan dengan makan roti.
Proses pembuatan roti dilakukan di awal bulan Desember dengan merendam
buah kering di cairan brandy, rum dan cognac. Setelah itu tepung, telur
dan baking powder ditambahkan dan roti itu dipanggang. Setelah itu, roti
akan disajikan pada makan malam di Malam Natal. Orang-orang Kristen Yordania merayakan Natal di rumah sesepuh dalam
keluarga mereka, diikuti dengan kunjungan ke keluarga dan teman.
Menghabiskan waktu bersama keluarga di Yordania adalah hal yang penting
dalam perayaan Natal, sama seperti di tempat-tempat lain di Timur
Tengah.
Sumber: Institute for Middle East Understanding, thehistoryofchristmas.com
Wah informasinya berguna bangte nih ttg tradisi natal di timur tengah :)
BalasHapusKunjungi blog saya juga ya di http://www.wovgo.com/ . Makasih :D
(y)
BalasHapus